Indonesia Tak Berniat Normalisasi dengan Israel, Guru Besar UI Jelaskan 3 Alasannya

- 26 Desember 2020, 11:57 WIB
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana.
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana. /ANTARA

Hikmahanto Juwana menyatakan, tawaran Presiden AS Donald Trump yang menjanjikan investasi Rp28 triliun ke Indonesia jika bersedia membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sangat menggiurkan bagi negara berpenduduk Islam terbesar di luar Timur Tengah itu.

"Tentu tawaran seperti itu sangat menggiurkan bagi Indonesia di tengah melemahnya perekonomian Indonesia akibat pandemi Covid 19," ujarnya.

Baca Juga: Tabrak Pemotor hingga Tewas, Polres Jaksel Amankan Satu Anggota Polisi Berpangkat Iptu

Menurutnya Indonesia tidak mungkin menerima tawaran tersebut bila imbalannya adalah membuka hubungan diplomatik.

Perlu juga dicermati adanya kejanggalan Donald Trump menawarkan janji tersebut saat presiden AS itu berada dalam status lame duck (orang yang kalah dalam Pemilu).

"Presiden Trump tidak seharusnya membuat kebijakan-kebijakan penting karena dalam waktu yang tidak terlalu lama akan diganti oleh Joe Biden," kata Hikmahanto Juwana.

Baca Juga: Sebut Jokowi Dikelilingi 'Siluman-siluman', Amien Rais: Selesaikan Dua Ujian Ini atau Mundur

Dirinya mengatakan mungkin saja tawaran itu terkait persaingan dominasi AS-China di kawasan Asia.

Untuk memenangkan persaingan kedua negara, menurut Hikmahanto Juwana, AS menggunakan instrumen investasi dan utang, bahkan vaksin.

"Karena perekonomian di AS sangat terdampak oleh pandemi Covid-19, dana yang dibutuhkan tidak mungkin berasal dari AS. Dana ini yang kemudian dinegosiasikan oleh AS dengan Israel. Seolah Israel menjadi bendahara AS. Israel sepertinya menyanggupi namun dengan persyaratan," tuturnya.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah