Aktivitas Vulkanik Meningkat, Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara Hingga 31 Maret 2021

- 31 Desember 2020, 18:16 WIB
Potret pendaki sedang berkemah Di Ranu Kumbolo, Semeru, Jawa Timur.
Potret pendaki sedang berkemah Di Ranu Kumbolo, Semeru, Jawa Timur. /M. Hafni Ali Fahmi/Pikiran Rakyat Bekasi

PR BEKASI - Pendakian ke Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl, kini ditutup sementara sampai dengan 31 Maret 2021 karena aktivitas vulkanik gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur tersebut meningkat.

Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) memutuskan menutup total pendakian Gunung Semeru, keputusan tersebut tercantum dalam surat Pengumuman Nomor PG.15/T.8/BIDTEK/BIDTEK.1/KSA/12/2020. 

Plt. Kepala Balai Besar TNBTS Agus Budi Santosa menjelaskan, penutupan total tersebut mempertimbangkan kondisi klimatologi dan peningkatan curah hujan serta kemungkinan terjadinya badai, yang dapat membahayakan keselamatan para pendaki.

Baca Juga: Pertama Kali Lewati Tahun Baru Tanpa Gempi, Gisella Anastasia Tulis Pesan Menyentuh untuk sang Putri

“Kegiatan pendakian Gunung Semeru ditutup secara total hingga 31 Maret 2021,” ujar Agus kepada wartawan, di Kota Malang, Jawa Timur, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari PMJ pada Kamis 31 Desember 2020.

Agus melanjutkan, keputusan untuk menutup secara total pendakian Gunung Semeru tersebut, mempertimbangkan hal-hal yang telah diperkirakan oleh Stasiun Klimatologi Karangploso serta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), seperti adanya peningkatan curah hujan, dan prediksi lainnya.

Masih dari keterangan Agus, pada 29 November 2020, pihaknya telah mengeluarkan Pengumuman Nomor PG.10/T.8/BIDTEK.1/KSA11/2020 tentang Penutupan Sementara Kegiatan Pendakian Gunung Semeru.

Baca Juga: Malam Ini Konser Online Musisi Korea Selatan Spesial Tahun Baru, Bisa Disaksikan Gratis di YouTube

Namun, akhirnya Balai Besar TNBTS memutuskan untuk menutup secara total pendakian setelah mempertimbangkan kondisi cuaca saat ini.

“Penutupan ini juga bertujuan untuk memulihkan serta revitalisasi ekosistem Semeru,” ucapnya.

Diketahui, pada Sabtu 28 November 2020 lalu, terdapat aktivitas letusan teramati sebanyak tiga kali dengan tinggi asap sekitar 100 meter dan warna asap putih tebal yang condong ke arah barat daya.

"Secara visual juga teramati guguran dan lava pijar sebanyak 13 kali dengan jarak luncur sekitar 500-1000 m dari ujung lidah lava ke arah besuk kobokan (ujung lidah lava kurang lebih 500 meter dari puncak dengan amplitudo terekam 12mm, lama gempa 1.994 detik," ucapnya.

Baca Juga: Beijing Tangkap 2 Biarawati Katolik, Kardinal Hong Kong: Kami Berada di Dasar Jurang

Berdasarkan hal tersebut, lanjut dia, pihak TNBTS juga mewaspadai gugurnya kubah lava di kawah Jonggring Saloko dan mengutamakan keselamatan jiwa pendaki.

"Untuk itu Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menutup sementara kegiatan pendakian Gunung Semeru secara total sejak tanggal 30 November 2020 sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan," katanya.

Gunung Semeru sempat kembali memuntahkan guguran dan lava pijar untuk kedua kalinya pada Sabtu 28 November 2020 dengan jarak luncur lebih jauh dibandingkan luncuran lava pijar sebelumnya pada Jumat 27 November 2020.

Baca Juga: Beijing Tangkap 2 Biarawati Katolik, Kardinal Hong Kong: Kami Berada di Dasar Jurang

Saat ini, status Gunung Semeru masih berada pada level II atau waspada sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di dalam radius 4 kilometer di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif.

Lokasi tersebut merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah