Gawat! Sampah Medis di Muara Sungai Teluk Jakarta Meningkat Selama Pandemi Covid-19

- 1 Januari 2021, 10:11 WIB
Sejumlah sampah plastik terlihat mengapur di permukaan Sungai Ciliwung di wilayah Pasar, Baru, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Juli 2019.
Sejumlah sampah plastik terlihat mengapur di permukaan Sungai Ciliwung di wilayah Pasar, Baru, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Juli 2019. /ANTARA/Laily Rahmawaty

PR BEKASI – Selama masa pandemi Covid-19, telah  terjadi peningkatan keberadaan sampah medis di muara sungai menuju Teluk Jakarta.
 
Hal tersebut diungkapkan menurut hasil riset kolaborasi yang dilakukan oleh peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), IPB University, dan Universitas Terbuka.
 
Peneliti tersebut terdiri dari M Reza Cordova, Intan Suci Nurhati, Marindah Yulia Iswar (LIPI); Prof Etty Riani (IPB University), dan Dr Nurhasanah dari Universitas Terbuka (Universitas Terbuka).

Baca Juga: Kehalalan Vaksin Covid-19 Masih Tanda Tanya, Habib Husein Ja'far: Allah Itu Maha Ngertiin Kita kok 

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, mereka berhasil mengidentifikasi tujuh tipe dan 19 kategori sampah menuju Teluk Jakarta melalui Sungai Marunda dan Cilincing pada Maret sampai dengan April 2020.
 
Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI M Reza Cordova dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis 31 Desembern2020 menjelaskan bahwa plastik mendominasi sampah di muara sungai sebanyak 46-57 persen dari total sampah yang ditemukan.
 
“Jumlah sampah secara umum yang sedikit meningkat atau sebesar lima persen, namun mengalami penurunan berat sebesar 23-28 persen,” katanya.
 
Hal itu, menurut M Reza Cordova, menguatkan indikasi perubahan komposisi sampah semasa pandemi, yaitu meningkatnya sampah berbahan plastik yang relatif lebih ringan.

Baca Juga: Jalani Libur Tahun Baru, Karena Alasan Ini Kereta Jadi Moda Favorit Warga China Saat Pandemi

Lebih lanjut, dirinya mengatakan riset monitoring sampah di muara sungai itu mencatat kehadiran sampah alat pelindung diri (APD), seperti masker medis, sarung tangan, pakaian hazmat, pelindung wajah, dan jas hujan, yang sangat mencolok dibandingkan dengan sebelum pandemi.
 
“Sampah APD tersebut menyumbang 15-16 persen dari sampah di kedua muara sungai, yaitu sebanyak 780 unit atau 0,13 ton per harinya,” katanya.
 
M Reza Cordova dan tim berharap, peningkatan sampah APD di lingkungan mendorong perbaikan pengelolaan sampah medis yang bersumber dari rumah tangga.
 
“Sampah APD meningkatkan beban pencemaran. Tidak menutup kemungkinan sampah tersebut menjadi tempat ‘penempelan’ mikroorganisme patogen dan bahan berbahaya bagi ekosistem perairan, serta melepas bahan aditif lainnya,” katanya.

Baca Juga: Bahagia Front Persatuan Islam Dibentuk, Fadli Zon: Mari Kita Rawat Demokrasi dan Hak Warga Negara 

Sementara itu, peneliti LIPI lainnya Intan Suci Nurhati menjelaskan, mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, hasil riset tersebut bertujuan mengajak masyarakat turut berperan dalam menjaga kesehatan lingkungan.
 
“Menjaga kesehatan lingkungan, diri, dan keluarga sangat baik untuk dijadikan salah satu resolusi kita di tahun 2021,” katanya Intan Suci Nurhati.
 
Hasil penelitian lengkap tersebut telah dipublikasikan dengan judul “Unprecedented plastic-made personal protective equipment (PPE) debris in river outlets into Jakarta Bay during Covid-19 pandemic” di ScienceDirect sejak 18 Desember 2020.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x