Harga Kedelai Melonjak, Pengrajin Tahu dan Tempe di Jabodetabek Gulung Tikar

- 2 Januari 2021, 21:25 WIB
Pengrajin tahu dan tempe di Jabodetabek gulung tikar.
Pengrajin tahu dan tempe di Jabodetabek gulung tikar. /Anis Efizudin/wsj/ANTARA

PR BEKASI – Harga kedelai impor dikabarkan mengalami kenaikan hingga membuat para perajin tempe di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek) gulung tikar.

Ketua Umum Sahabat Pengrajin Tempe Pekalongan (SPTP) Indonesia, Haryanto mengaku tak sedikit para perajin yang tergabung dalam organisasinya banyak yang gulung tikar akibat dari kenaikan harga keledai.

"Dengan adanya kenaikan harga kacang keledai impor yang sangat tinggi dari Rp7.000 menjadi Rp9.500 per kilonya telah menimbulkan keresahan. Lonjakan harga ini membuat para pengrajin gulung tikar," kata Haryanto, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Sabtu, 2 Januari 2021.

Baca Juga: Meski Lakukan Isolasi Mandiri, Khofifah Tegaskan Masih Bisa Jalankan Tugasnya sebagai Gubernur Jatim

Pengrajin tahu dan tempe asal Pekalongan yang kini tinggal di Tangerang itu berharap kepada pemerintah agar bisa menekan kembali harga kedelai seperti semula.

"Kami berharap pemerintah bisa menstabilkan kembali harga seperti semula," ujarnya.

Sementara itu ada juga perajin tahu dan tempe di Jabodetabek yang memilih mogok produksi akibat melonjaknya harga keledai impor di pasaran.

Baca Juga: Jelang Sidang Pra Peradilan Rizieq Shihab, PN Jaksel Minta Pengamanan Polisi

Dalam keterangan tertulis, Ketua Bidang Hukum Sedulur Pengrajin Tahu Indonesia (SPTI), Fajri Safii mengatakan aksi mogok produksi tersebut terpaksa dilakukan mengingat harga keledai naik hingga 35 persen.

Para pengrajin tahu dan tempe itu melakukan aksi mogok produsi dengan harapan pemerintah mendengar keluhan sehingga mengeluarkan kebijakan agar harga kedelai bisa kembali normal.

Menurut Fajri, saat ini lonjakan harga keledai mencapai kisaran Rp9.000 sampai Rp10.000. Sedangkan, harga keledai pada bulan lalu, kata Fajri, hanya dikisaran Rp7.000 hingga Rp7.500.

Baca Juga: Tegur Jokowi Soal Pembubaran FPI, Amien Rais: Ini Langkah untuk Habisi Bangunan Demokrasi Kita

"Kenaikan harga kedelai sebesar itu menyebabkan para pengrajin tahu mogok produksi karena tidak sanggup lagi membeli kedelai,” ujarnya.

"Kalau melihat Peraturan Menteri Perdagangan nomor: 24/M-DAG/PER/5/2013 tentang ketentuan impor kedelai dalam rangka stabilitas harga kedelai. Peraturan ini dianggap menghambat tumbuhnya importir-importir baru yang menyebabkan seorang importir lama bisa semaunya menentukan harga, dan melakukan kesepakatan harga atau kesepekatan pembagian wilayah pemasaran," ujarnya.

Menurutnya hal ini jelas bertentangan dengan UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat.

Baca Juga: Akibat Covid-19, Indonesia Catat Rekor Angka Kematian Nakes Tertinggi di Asia

Kabarnya aksi mogok produksi tahu dan tempe yang berlangsung sejak Kamis, 31 Desember 2020 akan berakhir pada Minggu, 3 Januari 2021.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x