Baca Juga: Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun atas Kasus Pelecehan Seksual, Gus Nadir: Dulu Idolanya Kawan PKS
Menurutnya, kejadian tersebut adalah contoh dari bahayanya dampak impor tersebut saat ini, sehingga Jokowi memberi penekanan dan menggaris bawahi terkait komdoditas pertanian yang masih melakukan impor dalam jumlah besar
“Saya ingin menggarisbawahi terutama yang berkaitan dengan komoditas pertanian yang impor. Kedelai hati-hati, jagung hati-hati, gula hati-hati, ini yang masih (impor) juta-jutaan ton,” ujarnya.
Begitu juga dengan bawah putih dan beras. Namun untuk beras, diungkapkan Presiden, Indonesia sudah hampir dua tahun tidak melakukan impor komoditas ini.
Walau demikian Jokowi menyebut nantinya akan tetap dilihat betul di lapangan kondisinya seperti apa, apakah hal tersebut dapat berjalan konsisten untuk tahun-tahun mendatang.
Baca Juga: Waspada! Sebut Covid-19 Akan Mereda, Roy Kiyoshi Malah Khawatir Ada Virus Baru 'Aneh' Muncul di 2021
Di hadapan peserta Rakernas, Presiden pun meminta agar didesain skema pembangunan pertanian untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Terkait pernyataan presiden tersebut, Ekonom Senior Rizal Ramli mengungkapkan rasa heran dengan apa yang telah disampaikan oleh Jokowi itu.
@jokowi ndak ngerti atau pura2 ndak ngerti. Kebijakan yg doyan impor & bagi2 rente quota impor, itu yg membuat petani tidak ada insentif utk naikkan produksi. Please deh, jangan terlalu banyak drama. Klo bener2 ndak ngerti, nanti tak kasih kuliah gratis????https://t.co/ixgJWu7Rxk— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) January 12, 2021
Karena menurutnya kebijakan impor tersebut adalah kebijakan yang dibuat dan dipilih sendiri oleh pemerintah, akan tetapi sekarang juga dikomentari sendiri oleh pemerintah.