Kepada Ganjar, Kades Margoyoso Adi Daya Perdana menuturkan bahwa zaman dahulu desa tersebut kering kerontang dan hampir tiap tahun warganya selalu meminta bantuan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
“Setelah itu kami menggalakkan konservasi lingkungan. Untuk mendukungnya, kami membuat peraturan desa (perdes) yang mengatur tidak boleh ada penebangan pohon besar dan giat melakukan penanaman,” tuturnya.
Selain itu, mitos tentang keangkeran pohon-pohon besar juga dihidupkan dengan menyebutkan masyarakat yang menebang pohon akan diganggu hal-hal gaib atau biasa disebut penunggu pohon.
“Dengan kepercayaan mistis dan peraturan desa ini, upaya kami melakukan konservasi cukup berhasil,” ujarnya.***