PR BEKASI - Pengamat Politik Rocky Gerung turut menanggapi polemik dilaporkannya pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) atas dugaan ujaran kebencian berbau SARA.
Rocky Gerung menilai, pelaporan itu terjadi karena buzzer-buzzer seperti Abu Janda sudah tak lagi berguna.
"Ini kan buzzer-buzzer peliharaan, kalau pengasuhnya malas ya lepas aja. Begitulah politik, kalau yang disebut 'kakak pembina', 'senior', dia sudah malas karena gak berguna. Jadi begitu gak berguna, ya dilepas," kata Rocky Gerung, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin, 1 Februari 2021.
Baca Juga: Ingatkan Para Pemegang Kekuasaan, SBY: Banyak Cara Berpolitik yang Lebih Bermoral dan Beradab
Menurut Rocky Gerung, saat ini para buzzer tak mengerti bahwa konstelasi politik telah berubah, sehingga masih terus berpikir dirinya aman dan akan terus dilindungi.
"Buzzer-buzzer ini gak ngerti bahwa konstelasi elite berubah karena hitungan 2024 tidak ada yang bertaruh hidup mati membela sang junjungannya. Jadi para penjilat tidak ngerti politik berubah. Masih aja sok jago, berpikir bahwa ada yang akan melindungi," tuturnya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menjelaskan bahwa sejak jaman orde baru, KNPI selalu berafiliasi dengan kekuasaan.
"Kita tahu dari jaman orde baru, KNPI berafiliasi pada kekuasaan. Jadi kalau KNPI berada di garis depan untuk menghajar para buzzer, itu artinya perintah kekuasaan. Jadi pemeliharaan para penggonggong (buzzer) ini tidak diperlukan," kata Rocky Gerung.