Akui Tidak Benci Abu Janda, Ustaz Das'ad Latief: Yang Saya Benci dan Saya Cela adalah Pemikirannya

- 9 Februari 2021, 10:42 WIB
Penceramah asal Makassar Ustaz Das'ad Latif menyatakan hanya membenci pemikiran Permadi Arya alias Abu Janda.
Penceramah asal Makassar Ustaz Das'ad Latif menyatakan hanya membenci pemikiran Permadi Arya alias Abu Janda. /Instagram.com/@dasadlatif1212

PR BEKASI - Penceramah kondang asal Makassar Ustaz Das'ad Latief menyatakan bahwa dirinya tidak membenci Influencer Permadi Arya alias Abu Janda, namun yang dibenci dan dicelanya adalah pemikirannya.

Hal itu disampaikan olehnya ketika berbincang dengan Karni Ilyas dalam program Karni Ilyas Club.

"Saya pada prinsipnya tidak membenci Abu Janda, yang saya benci dan saya cela adalah pemikirannya," kata Ustaz Das'ad Latif seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Karni Ilyas Club, Rabu, 9 Februari 2021.

"Karena kalau membenci pribadinya, itu apa bedanya kita membenci dengan ucapan-ucapan kebencian kepada seseorang. Jadi yang kita benci adalah pemikirannya," sambung Ustaz Das'ad Latief.

Baca Juga: Dituduh Terlantarkan Putra Angkatnya Hanya demi Konten, Ashanty Meradang: Mereka Lakukan Kebohongan Publik 

Dikatakan Ustaz Das'ad Latief pemikiran yang salah dari Abu Janda akan berbahaya ketika menyebar dan mempengaruhi banyak orang.

Sebab pemikiran tersebut dilakukan oleh Abu Janda di ruang media sosial yang dapat diakses oleh publik secara cepat dan luas.

"Kalau kita benci orangnya dipenjara (maka) selesai. Tapi kalau pemikiran ini berkembang, dan parahnya karena dia (tersebar) di medsos. Andai saja (dilakukan) di kamarnya, tidak ada masalah, tidak berpengaruh," kata Ustaz Das'ad Latief.

Namun publikasi yang tersebar luas itulah justru menjadikan ungkapan rasisme atau muatan berbau SARA dapat berujung kepada merusak bangsa.

Baca Juga: Beri Ide Baru Soal Masalah PJJ, Muhadjir Effendy: Solusinya Siswa Harus Mampu Buat Kelompok Belajar 

Merujuk kepada kegiatan dan upaya dari para pemuda yang dilakukan sebelum Indonesia resmi merdeka, seharusnya permasalahan terkait SARA hari ini sudah selesai.

Sebab para pemuda telah mengikrarkan sumpah pemudanya pada Kongres Pemuda II tanggal 27-28 Oktober 1928.

"Padahal rasis atau yang sering kita kenal dengan SARA, itu jauh sebelum ada Republik Indonesia, kita sudah bertekad 'Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa', dan itu pelopornya anak muda dan Abu Janda ini masuk kategori muda, kok bisa berbuat seperti itu?" kata Ustaz Das'ad Latief.

Karena itu ia mengatakan bahwa langkah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang melaporkan Abu Janda ke Kepolisian dinilai tepat dan harus didukung.

Baca Juga: Ustaz Maaher Meninggal Dunia, Ternyata Nama Maaher Bukan Nama Asli Tapi Pemberian dari Gurunya

"Maka begitu saya dengar bahwa KNPI melakukan perlawanan atau melaporkan pemikiran Abu Janda ini, saya langsung meresponsnya bahwa ini tidak ada alasan untuk tidak mendukung KNPI sebagai organisasi kepemudaan," kata Ustaz Das'ad Latief.

Meski tidak menyukai pemikirannya, diakui oleh Ustaz Das'ad Latief bahwa ia menyenangi sikap Abu Janda yang jujur mengatakan bahwa dirinya dibayar sebagai buzzer atau influencer untuk pemenangan Capres-Cawapres.

Menurutnya, Abu Janda masih lebih terhormat jika dibandingkan dengan para pejabat yang justru melakukan tindak pidana korupsi seperti Bansos.

"Masih jauh lebih terhormat daripada orang yang kita sanjung-sanjung sebagai pejabat tapi menyalah gunakan Bansos. Lebih parah, karena uang negara yang dia curi. Kalau ini Abu Janda dibayar oleh sponsor," kata Ustaz Das'ad Latief.

Baca Juga: Hari Pers Nasional Digelar Saat Pandemi, Airlangga Hartarto: Pers Harus Junjung Tinggu Nilai Independensi 

Namun begitu dalam pandangannya terhadap Abu Janda, Ustaz Das'ad Latief menyatakan bahwa negara harus hadir dalam membatasi pemikiran serupa yang dilakukan Abu Janda.

"Kalau persoalan Abu Janda ya negara harus hadir untuk membatasi pemikiran-pemikiran seperti ini. Karena kalau tidak maka akan merusak anak-anak kita. Sebab medsos itu lebih banyak di (konsumsi) anak-anak milenial," kata Ustaz Das'ad Latief.

Dikhawatirkannya bahwa jika pemikiran itu dibiarkan begitu saja, maka akan berakibat pada terbiasanya banyak orang melakukan tindakan bermuatan SARA yang digunakan untuk menyerang lawannya.

Baca Juga: Ustaz Maaher Meninggal Dunia di Usia 28 Tahun, Husin Shihab: Perkara Dia di Dunia Sudah Selesai 

"Saya khawatir ucapan kebencian, rasisme kemudian yang berbau SARA dianggap sebuah sesuatu yang biasa. Padahal kita ini sudah menjunjung tinggi Pancasila, kita punya adab." kata Ustaz Das'ad Latief.

"Bagi saya tidak ada alasan dan pemikiran untuk membenarkan orang-orang yang berperilaku rasisme," sambung Ustaz Das'ad Latief.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: YouTube Karni Ilyas Club


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah