PR BEKASI - Mantan Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Said Didu turut menyoroti klaim pihak yang mengatasnamakan alumni beberapa universitas di Indonesia.
Dalam klaim tersebut, para alumni berbagai kampus memberikan dukungan terhadap Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dukungan para perkumpulan alumni tersebut terhadap GAR ITB berkaitan dengan pelaporan terhadap Dosen Fisip UIN Jakarta, Din Syamsuddin yang juga anggota Majelis Wali Amanat ITB.
GAR ITB melaporkan Din Syamsuddin karena melakukan pelanggaran kode etik sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), yakni atas dugan melakukan tindakan radikalisme.
Baca Juga: Saingi Anies Baswedan, Ahok Masuk 5 Besar Bursa Calon Presiden 2024 Mendatang
Baca Juga: Cek Fakta: Anies Baswedan Dikabarkan Rela Gelontorkan Dana Fantastis untuk Danai Buzzer di Jakarta
Menanggapi dukungan perkumpulan para alumni kampus Indonesia terhadap GAR ITB tersebut, Said Didu meragukan kebenaran bahwa dukungan tersebut memang diberikan oleh organisasi perkumpulan alumni dari beberapa kampus di Indonesia itu.
Said Didu menilai bahwa di balik dukungan terhadap laporan GAR ITB itu, seluruhnya dilakukan oleh buzzer yang mengatasnamakan sebagai perkumpulan alumni universitas tersebut.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Said Didu dalam cuitan akun Twitter pribadinya @msaid_didu, Senin, 22 Februari 2021.
“Sebagai mantan Ketua Umum Himpunan Alumni IPB, baru kali ini muncul kelompok buzzer yg mengatasnamakan alumni,” ujar Said Didu, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan akun Twitter pribadinya, Selasa, 23 Februari 2021.
Sebagai mantan Ketua Umum Himpunan Alumni IPB - baru kali ini muncul kelompok buzzer yg mengatasnamakan alumni. https://t.co/VAiox67orU— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) February 22, 2021
Baca Juga: Dapat Diangkat Segala Penyakit oleh Allah SWT, Berikut Keutamaan Baca Dzikir
Diketahui sebelumnya laporan GAR ITB ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) terkait dugaan tindakan radikalisme yang dilakukan oleh Din Syamsuddin, mendapat dukungan dari berbagai pihak yang mengatasnamakan perkumpulan alumni dari berbagai universitas di Indonesia.
Dukungan terhadap GAR ITB itu diberikan oleh para Alumni berbagai universitas tersebut dalam bentuk pengiriman karangan bunga beberapa waktu lalu dan dipajang tepat di depan gedung Majelis Wali Amanat (MWA) ITB, jalan Dipati Ukur, Kota Bandung, Jawa Barat.
Dalam karangan bunga tersebut terlihat beberama nama pengirim, di antaranya dari Alumni IPB (KamIPB), Tim Bersih-bersih kampus Universitas Indonesia, Alumni Institut Teknologi Indonesia, dan Alumni Unpad 4 NKRI.
Adapun tanggapan pemerintah terkait laporan GAR ITB tersebut, Menko Polhukam, Mahfud MD membantah tudingan yang menyebut Din Syamsuddin melakukan tindakan radikalisme.
Selain itu, Mahfud MD juga menekankan bahwa pemerintah sama sekali tidak pernah menyebut Din Syamsuddin sebagai orang yang terindikasi melakukan radikalisme.
"Pemerintah tidak pernah menganggap Din Syamsuddin radikal atau penganut radikalisme," ujar Mahfud MD, dalam cuitan akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd., Sabtu, 13 Februari 2021.
Bahkan Mahfud MD menyebut Din Syamsuddin merupakan sosok yang mengusung moderasi dalam beragama sebagaimana yang dijalankan oleh pemerintah saat ini.
"Pak Din itu pengusung moderasi beragama (Wasathiyyah Islam) yang juga diusung oleh Pemerintah," ucapnya.
Baca Juga: Kalahkan Elektabilitas Habib Rizieq dan Mahfud MD, UAS Masuk Bursa Capres 2024
Mahfud MD menegaskan kembali bahwa mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dua periode tersebut merupakan tokoh yang sangat jauh dari tindakan radikalisme.
Ia menekankan bahwa seorang Din Syamsuddin merupakan sosok yang kritis, tetapi bukan seorang yang radikal sebagaimana yang ada dalam laporan GAR ITB itu.
"Dia juga penguat sikap Muhammadiyah bahwa Indonesia adalah 'Darul Ahdi Wassyahadah'. Beliau kritis, bukan radikalis," ujar Mahfud MD.***