Hal yang sama pun terjadi ketika banjir di Kota Semarang, yang turut menyeret nama Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah.
Menurut Profesor Zubairi Djoerban hal tersebut sering terjadi terhadap bencana publik.
Baca Juga: Penumpang Kenang Detik-detik Mesin Kiri Pesawat Boeing 777 yang Ditumpangi Terbakar: Saya Panik
"Banjir. Semarang dan tempat lain. Tapi, yang jadi isunya justru poin-poin politik. Itu sering terjadi di balik bencana publik," kata Profesor Zubairi Djoerban sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @ProfesorZubairi, Rabu, 24 Februari 2021.
Banjir. Semarang dan tempat lain. Tapi, yang jadi isunya justru poin-poin politik. Itu sering terjadi di balik bencana publik.
Jangan-jangan, kita tak siap tangani apa pun yang tak melibatkan poin politik. Jadi, fokus penanganan bukan bencana alamnya, tapi bencana politiknya.— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) February 24, 2021
Ketua Satgas Covid-19 PB IDI ini menduga bahwa publik tidak siap menangani hal apa pun yang tidak melibatkan politik.
Alih-alih fokus terhadap penanganan bencana alam, kata Profesor Zubairi Djoerban, publik malah sibuk dengan bencana politiknya.
"Jangan-jangan, kita tak siap tangani apa pun yang tak melibatkan poin politik. Jadi, fokus penanganan bukan bencana alamnya, tapi bencana politiknya," kata Profesor Zubairi Djoerban.
Baca Juga: Terkait Penyerobotan Lahan PTPN oleh Rizieq Shihab, Polisi Periksa Penguasa Tanah
Perlu diketahui, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi terjadinya bencana alam seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, serta pohon tumbang.***