PR BEKASI - Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin turut memberikan tanggapan terkait kerumunan massa yang menyambut kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kota Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ujang Komarudin secara tegas menyebut bahwa peristiwa tersebut sudah melanggar protokol kesehatan, dan seharusnya Jokowi sudah bisa memprediksi hal itu.
Meski demikian, Ujang Komarudin tak keberatan jika pihak Istana menyebut kerumunan massa itu terjadi karena adanya euforia masyarakat yang ingin bertemu Jokowi.
Baca Juga: Bela Jokowi Soal Kerumunan Massa di NTT, Irma Suryani: Itu Tak Disengaja dan Tak Direncanakan
Baca Juga: SBY Tegas Sebut Namanya Aktor di Balik GPK-PD, Moeldoko: Jangan Menekan Saya!
Hal itu disampaikan Ujang Komarudin saat menjadi narasumber di acara "Dua Sisi" bertajuk "Ketika Presiden Jokowi Disambut Kerumunan" pada Kamis, 25 Februari 2021.
"Pak Presiden tentu punya instrumen yang tinggi dan besar untuk mendeteksi kerumunan itu. Jadi kalau kerumunan itu dijawab oleh pihak Istana, itu euforia masyarakat di sana, itu oke," kata Ujang Komarudin, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Jumat, 26 Februari 2021.
Namun menurutnya, yang menjadi masalah adalah ketika Jokowi memutuskan keluar dari atap mobil, lalu melambaikan tangan ke masyarakat, dan kemudian diikuti aksi bagi-bagi suvenir.