Kemudian, dalam salah satu kanal media televisi, dr. Tirta Hudhi menyatakan bahwa apa yang terjadi di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), perihal kerumunan yang terjadi bukan salah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia menyatakan bahwa yang seharusnya disorot adalah kerja sama antara protokoler dan aparat daerah.
Dia juga menuturkan ada pelanggaran yang serius terkait peristiwa kerumunan tersebut yakni terjadi kegagalan orang-orang di lapangan untuk menjaga SOP.
"Namanya Presiden kalau ada orang kerumunan harusnya barikade dijaga. Itu video dipotong, video utuhnya itu mobil beliau langsung diseruduk orang banyak. Paspampres dua orang naik motor gede sampe rubuh. Paspampres rubuh," katanya.
Karena itu, menurut logikanya saat itu banyak warga yang mengerumuni.
"Sampeyan jadi Presiden liat warga nyegat ditubruk, masa ditubruk. Maju kena mundur kena, berarti yang bisa buat bubar Presidennya keluar dari atap," ujarnya.
Baca Juga: Terciduk Curi Uang Milik Pengantin di Acara Pernikahan, Ibu Ini Pura-pura Berubah Jadi Tamu Undangan
Dia pun menyatakan tindakan Jokowi untuk membagi-bagikan suvenir kepada warga adalah dalam rangka agar kerumunan yang terjadi bubar.
Lebih Lanjut, atas dugaan membuat kerumunan tersebut, Jokowi telah dilaporkan ke Polisi oleh Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan ke Bareskrim Polri pada Kamis lalu.***