Kerumunan Jokowi dan HRS Beda, Pakar: Permintaan HRS Dibebaskan Tidak Beralasan

- 2 Maret 2021, 10:58 WIB
Pakar Hukum Pidana Universitas Indonesia, Indriyanto Seno Adji sebut kerumunan Presiden Jokowi di NTT dan HRS di Petamburan berbeda./ANTARA/Puspa Perwitasari/wsj/aa/
Pakar Hukum Pidana Universitas Indonesia, Indriyanto Seno Adji sebut kerumunan Presiden Jokowi di NTT dan HRS di Petamburan berbeda./ANTARA/Puspa Perwitasari/wsj/aa/ /

Karena itu ia menyatakan penolakan laporan dari masyarakat terhadap Jokowi terkait kerumunan di Maumere NTT adalah hal yang wajar.

Berbeda kasus terhadap HRS, menurut Indriyanto justru memiliki basis elementer dengan niat kuat melakukan pelanggaran hukum.

Baca Juga: Taufik Damas: Islam Melarang Minum Miras, ya Miras Harus Ada, kalau Tidak Buat Apa Dilarang?

Dijelaskan lebih lanjut olehnya bahwa kerumunan di Maumere, NTT dan di Petamburan ketika HRS menikahkan anaknya adalah dua hal yang berbeda. Terutama dalam hal bentuk ajakan berkumpul.

Dalam kerumunan spontan Jokowi sebelumnya tidak ada ajakan atau undangan agar masyarakat untuk hadir menyambut Presiden saat melakukan kunjungan kerja untuk meresmikan Bendungan Napun Gete yang terletak di Desa Ilimedo, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sementara dihari terjadinya peristiwa kerumunan Jokowi, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan bahwa saat kejadian, Jokowi bahkan memperingatkan warga sekitar agar dapat mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker.

"Kebetulan mobil yang digunakan Presiden atapnya dapat dibuka, sehingga Presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker karena kalau diperhatikan, dalam video tampak saat menyapa pun Presiden mengingatkan warga untuk menggunakan masker menunjukkan masker yang digunakan," kata Bey Machmudin.

Baca Juga: Tegur Katolik Garis Keras yang Tolak Pengunduran Dirinya, Paus Benediktus: Hanya Ada Satu Paus

Kemudian terkait souvenir yang dibagikan kepada masyarakat oleh Jokowi seperti yang beredar dalam sebuah video, disebutkannya merupakan bentuk spontanitas saja.

"Itu spontanitas Presiden untuk menghargai antusiasme masyarakat, souvenirnya itu buku, kaos, dan masker. Intinya Presiden tetap mengingatkan warga tetap menaati protokol kesehatan." kata Bey Machmudin.***

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah