Debat dengan Jhoni Allen Soal GPK-PD, Jansen Sitindaon: Ini Sebenarnya Abang Adik Ribut Ditonton TV, Gak Baik

- 4 Maret 2021, 12:17 WIB
Wasekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon.
Wasekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon. /Tangkapan layar YouTube.com/Najwa Shihab/

PR BEKASI - Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon secara tegas menyebut bahwa ada Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) yang dilakukan oleh Jhoni Allen Marbun dan rekan-rekannya.

Jansen Sitindaon juga mengatakan bahwa pertemuan Kepala Staf Presiden Moeldoko dan kader-kader Partai Demokrat adalah fakta.

Hal itu disampaikan Jansen Sitindaon dalam acara "Mata Najwa" bertajuk "Adu Kuat di Demokrat" pada Rabu, 3 Maret 2021.

Baca Juga: Singgung Adanya 'Presiden Boneka', Rocky Gerung: Seharusnya yang Dicabut Itu Omnibus Law

Baca Juga: Tegaskan Tak Alergi Kritik dan Saran, Mahfud MD: Kritik adalah Vitamin yang Harus Diserap Tubuh Pemerintahan

Baca Juga: Temui Para Pendiri Partai Demokrat, AHY: Mereka Tegaskan Pak SBY adalah Penggagas Partai Demokrat

"Ada (GPK-PD), makanya saya ingin melihat persoalan ini dengan perspektif yang lebih luas. Fakta kalau Pak Moeldoko ketemu kader-kader Demokrat itu nyata, ngapain beliau ketemu?," kata Jansen Sitindaon, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis, 4 Maret 2021.

Menurutnya, tujuan pertemuan Moeldoko dan para kader Partai Demokrat patut dicurigai, karena Partai Demokrat bukan partai pendukung pemerintah.

"Memang Partai Demokrat ini partai pendukung pemerintah? Kalau Partai Demokrat partai pendukung pemerintah, mungkin masih ada benang merahnya. Ini kan tidak, jadi apa tujuannya bertemu?," ujar Jansen Sitindaon.

Baca Juga: Akui Tetap Kader Demokrat Meski Sudah Dipecat, Jhoni Allen: Hati Saya Ini Demokrat, Bukan Hanya Bajunya

Jansen Sitindaon mengatakan bahwa kecurigaan itu terbukti setelah adanya Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dari para kader Partai Demokrat yang hadir di pertemuan tersebut.

"Belum lagi ketika kita BAP, memang isi pembembicaraannya tidak jauh-jauh dari persoalan GPK-PD yang sah," kata Jansen Sitindaon.

Lebih lanjut, Jansen Sitindaon mengatakan bahwa sesungguhnya dia tidak mau membuka semua fakta yang ada, karena bagaimana pun Jhoni Allen adalah seniornya.

Baca Juga: Akui Bungkam Tokoh Utama Buzzer hingga Perpres Miras Dicabut, Natalius Pigai: Cara Berpikir Saya Lebih Brilian

"Saya sejak awal sebenarnya ingin sampaikan standing saya soal debat ini, saya takut kualat sebenarnya. Ini senior saya. Ini sebenarnya abang adik ribut ditonton tv, gak baik ini ditonton," ujar Jansen Sitindaon.

Jansen Sitindaon bahkan menyebut bahwa Jhoni Allen adalah jagoan dan orang sakti di Partai Demokrat.

"Bang Jhoni ini jagoan. Ini orang sakti di Demokrat. Saya harus katakan, ini orang jagoan. Jadi center of gravity gerakan ini di internal Demokrat adalah Bang Jhoni," ucap Jansen Sitindaon.

Baca Juga: Kisruh Partai Demokrat Kian Panas, Herzaky: Jangan Baper untuk Mantan Kader yang Dipecat!

"Saya sendiri menghitung Bang Jhoni. Abang saya ini jagoan. Artinya pertemuan itu menjadi punya makna karena dihadiri seorang Jhoni Allen Marbun," sambungnya.

Jansen Sitindaon lantas mengklarifikasi soal iuran fraksi yang dipermasalahkan Jhoni Allen, yang menurutnya adalah iuran untuk pengadaan Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat.

"Kenapa kok ada iuran fraksi? Sejak 2015-2020 pasca Kongres Surabaya, itulah terjemahan dari kencleng. Ini untuk pengadaan Kantor DPP, 10 tahun Bang Jhoni jadi eksekutif partai paling tinggi, 10 tahun itu juga DPP Partai Demokrat ngontrak dari satu jalan ke jalan lain, apa kita tidak malu?," tutur Jansen Sitindaon.

Baca Juga: Jhoni Allen Kritik Demokrat karena Dipimpin Bapak-Anak, Natalius Pigai: Sekadar Info di PDIP Dipimpin Ibu-Anak

"Makanya kita kencelengan semuanya, uang dari bawah itu digabung dengan uang DPP. Itulah sekarang kita beli untuk pertama kali Kantor Partai Demokrat sejak 2016, itu menjadi permanen," sambungnya.

Terakhir, Jansen Sitindaon menegaskan bahwa iuran fraksi yang dipermasalahkan Jhoni Allen sudah tidak berjalan lagi, karena Kantor DPP yang permanen sudah ada.

"Artinya sejak 2001-2015, 15 tahun Partai Demokrat berdiri, itulah pertama kali kita semua kader Partai Demokrat di Jakarta punya kantor permanen atas hasil kenclengan. Kalau sekarang udah gak jalan, karena kantornya sudah ada," ujar Jansen Sitindaon.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube Najwa Shihab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah