"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap ksatria dan nilai-nilai moral dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI)," kata SBY.
"Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya, yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya mohon ampun kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu," sambung SBY.
Dalam keterangannya, SBY juga mengatakan bahwa KLB yang diselenggarakan secara ilegal itu membuat pihaknya di Partai Demokrat berkabung, bahkan Indonesia merasakan hal sama karena dinilai ini merupakan kejadian yang telah menghilangkan akal sehat.
"Saudara-saudara hari ini kami berkabung, Partai Demokrat berkabung. Sebenarnya bangsa Indonesia juga berkabung, berkabung karena akal sehat telah mati. Sementara keadilan supremasi hukum dan demokrasi sedang diuji," kata SBY.
"Hari ini 5 Maret 2021, KLB Partai Demokrat abal-abal, KLB yang tidak sah dan tidak legal, telah digelar di Deli Serdang, Sumatra Utara," sambung SBY.
Tindakan Moeldoko juga disebut SBY seperti mendongkel posisi dari Ketua Umum Partai Demokrat yang saat ini dipegang oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan secara sah telah diresmikan oleh negara dan pemerintah, setahun yang lalu.
Menurutnya adanya peristiwa ini telah membuktikan bahwa pernyataan yang dilakukan oleh Ketum Partai Demokrat (PD) AHY pada bulan lalu, 1 Februari 2021 atas adanya gerakan kudeta yang diduga dilakukan oleh KSP Moeldoko, kini terbukti benar adanya.
Lebih lanjut dalam kesimpulannya, SBY mengatakan bahwa KLB yang diselenggarakan di Deli Serdang tidaklah sah, karena tidak memenuhi aturan yang berlaku untuk dapat menggelar KLB.***