Bingung Ada Pihak yang Ingin Rebut Demokrat, Salim Said: Partai Ini Tak Sepenting Saat SBY Akan Jadi Presiden

- 6 Maret 2021, 09:36 WIB
Pengamat Politik, Prof Salim Said angkat bicara soal KLB di Sumatra Utara.
Pengamat Politik, Prof Salim Said angkat bicara soal KLB di Sumatra Utara. /Tangkapan layar Youtube.com/Talk Show tvOne/

PR BEKASI - Pengamat Politik Salim Said angkat bicara soal Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel The Hill, Sibolangit, Deli Serdang, Sumatra Utara, yang menetapkan KSP Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Salim Said menilai bahwa sejak awal berdiri, yang membuat Partai Demokrat besar seperti sekarang ini adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bukan sebaliknya.

"Begini, Partai Demokrat itu menjadi penting karena Pak SBY, bukan Partai Demokrat membesarkan Pak SBY. Itu hasil pengamatan saya sebagai ilmuwan politik yang mengamati perkembangan politik Indonesia," kata Salim Said, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Sabtu, 6 Maret 2021.

Baca Juga: Tegaskan Tak Ada Dualisme Kepemimpinan, AHY: Saya adalah Ketua Umum Partai Demokrat yang Sah dan Legitimasi

Baca Juga: Tertawa Tahu Moeldoko Terpilih Jadi Ketua Umum Demokrat, Andi Arief: KLB Nekad Menghasilkan Ketum Bonek

Baca Juga: Kritik Aturan ASN Wajib Salat Subuh Berjamaah, Teddy Gusnaidi: Bahaya, Makin Banyak yang Ambil Peran Tuhan

Menurutnya, awal mula timbul permalasahan di internal Partai Demokrat adalah ketika SBY ingin mewariskan Partai Demokrat pada putranya, Agus Harimurti Yudgoyono (AHY).

"Setelah Pak SBY tidak lagi jadi calon presiden, beliau ingin warisan diserahkan pada putranya, yang belum punya pengalaman politik. Dalam rangka itu timbul persoalan, sejumlah senior partai diberhentikan," kata Salim Said.

Salim Said pun merasa bingung, kenapa ada pihak yang ingin merebut Partai Demokrat. Karena menurutnya, Partai Demokrat sekarang tidak sepenting saat SBY akan maju sebagai calon presiden.

Baca Juga: Bingung Dituduh Pelaku Kudeta AHY, Marzuki Alie: Sampai Detik Terakhir, Saya Tidak Terlibat Urusan KLB

"Jadi saya bingung, partai itu besar karena SBY dan itu tidak bisa diwariskan. Dalam kondisi seperti itu, saya juga bingung, kalau memang Pak Moeldoko aktif terlibat, apa yang mau diperebutkan? Partai ini tidak sepenting ketika SBY akan jadi presiden," tutur Salim Said.

Lebih lanjut, Salim Said menilai bahwa yang menjadikan SBY sebagai presiden bukanlah Partai Demokrat tapi keadaan.

Itu artinya, belum tentu orang yang kini menjadi pemimpin Partai Demokrat bisa sukses terpilih sebagai presiden seperti SBY dulu.

Baca Juga: Moeldoko Terpilih Jadi Ketum Demokrat Versi KLB, Pangi Syarwi: Lebih Jorok Dibandingkan Orde Baru

"SBY jadi presiden bukan karena Partai Demokrat, tapi karena keadaan waktu itu yang memungkinkan Pak SBY jadi calon presiden populer dan terpilih," ujar Salim Said.

Salim Said pun menilai, keputusan para pelaku KLB yang menyeret Moeldoko sulit dipahami, karena meski Moeldoko adalah mantan Panglima TNI, tapi keberadaan mantan Panglima TNI sekarang tidak sepenting saat orde baru.

"Yang pernah menjadi Panglima, di zaman orde baru itu penting. Sekarang tidak lagi seperti itu, keadaan sudah berubah. Jadi buat apa Pak Moeldoko digeret-geret, dan kok Pak Moeldoko juga mau?," ujar Salim Said.

Baca Juga: Moeldoko dengan Darah Dingin Kudeta AHY, SBY: Saya Malu dan Salah Dulu Percaya dan Beri Jabatan pada Moeldoko

Terakhir, Salim Said turut mengkhawatirkan karier politik AHY, karena AHY dikelilingi penasihat muda yang dikhawatirkan belum terlalu mengerti perpolitikan Indonesia.

"AHY, saya kenal dia, anak itu baik, cakep, pintar. Tapi penasihat-penasihatnya itu ada anak muda, yang saya takut tidak terlalu mengerti perpolitikan di Indonesia. Jadi akibatnya gak jelas bagi karier politiknya AHY itu," ujar Salim Said.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube tvOneNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah