“Aing hewa ka si eta (saya benci sama dia). Lamun aya ka dieu, bener weh, diajak gelut ku aing (kalau ada ke sini, bener aja saya ajak berantem),” kata perempuan yang juga menjabat Bupati Lebak itu.
Iti juga mengungkapkan alasan mengapa ia setia dengan Ketum AHY dibandingkan harus mengakui hasil KLB Demokrat di Deli Serdang.
Dia mengibaratkan, Moeldoko bagaikan seseorang yang selama ini tidur, lalu terbangun dan menyatakan ingin memimpin partai.
“Jadi tidak mau berdarah-darah membangun partai, tapi itu tadi dia ingin langsung menjadi seseorang tanpa mau capek,” katanya.
Iti pun menegaskan kembali, terkait kepatuhannya terhadap Ketum AHY.
Dia siap bertempur melawan Moeldoko yang menurutnya tidak pantas menyebut AHY tidak bisa memimpin.
Kudeta Demokrat yang berlangsung, tidak lantas menjadikan Moeldoko mampu memimpin partai bintang mercy.
Selama ini menurut Iti, partai ini memiliki manajerial yang baik, sehingga tidak layak dikudeta orang di luar kelompok.