Kemerahan Masyarakat Papua Terhadap Pembangunan Peluncuran SpaceX Elon Musk di Biak Disorot Media Asing

- 10 Maret 2021, 15:51 WIB
Ilustrasi peluncuran satelit spaceX Elon Musk yang direncanakan oleh Pemerintah di Biak, Papua. Masyarakat setempat menolak peluncuran tersebut.
Ilustrasi peluncuran satelit spaceX Elon Musk yang direncanakan oleh Pemerintah di Biak, Papua. Masyarakat setempat menolak peluncuran tersebut. /Satelit ASEAN

PR BEKASI - Media asing asal Inggris, The Guardian menyoroti kemarahan masyarakat Papua terhadap rencana pembangunan tempat peluncuran SpaceX milik Elon Musk di Pulau Biak.
 
Menurut The Guardian, masyarakat Papua khawatir pembangunan peluncuran SpaceX Elon Musk tersebut dilakukan akan menghancurkan ekosistem pulau mereka dan membuat orang-orang meninggalkan rumah mereka.
 
Seorang perwakilan pemerintah Indonesia mengatakan kepada The Guardian pekan ini bahwa rencana pembangunan fasilitas pelabuhan antariksa tersebut sedang diteliti terlebih dahulu oleh pemerintah Papua dan masyarakat lokal.
 
“Mereka meneliti terkait dampak apa saja yang akan didapatkan oleh masyarat Pulau Biak bila fasilitas pelabuhan antariksa tersebut dibangung,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Guardian.

Baca Juga: Pengamat Sebut Tindakan Moeldoko Mungkin Berkaitan dengan Jokowi 3 Periode, Yan Harahap: Mungkin Saja

Baca Juga: Diduga Terpeleset saat Buang Air di Jamban, Anak Empat Tahun Hilang Terseret Arus Kali Cikarang

Baca Juga: Terancam 3 Bulan Penjara Usai Lempar Botol Plastik ke Kuda Nil di Taman Safari, Khadijah Tidak Akan Ditahan

Akan tetapi, orang Papua di Biak sangat menentang dengan adanya pelabuhan antariksa yang otomatis  akan mendorong deforestasi, meningkatkan kehadiran militer Indonesia, dan mengancam masa depan mereka di pulau itu. 

Seorang kepala suku di pulau itu, Manfun Sroyer, mengatakan dia khawatir orang Papua akan terusir dari rumah mereka.
 
“Pelabuhan antariksa ini akan merugikan tempat perburuan tradisional kami, merusak alam tempat hidup kami bergantung. Tapi, jika kami protes, kami akan segera ditangkap," Katanya.
 
Seperti diketahui, pada Desember tahun lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menawari Elon Musk menggunakan sebagian wilayah Pulau Biak sebagai tempat peluncuran program SpaceX
 
Elon Musk ditawari penggunaan sebagian dari pulau kecil Biak di Papua oleh Presiden Indonesia Joko Widodo pada bulan Desember.

Baca Juga: Kenali Tanda-tanda Pasangan Kamu Sudah Mulai 'Ghosting', Belajar dari Felicia Tissue dan Kaesang Pangarep

Selain SpaceX, Badan antariksa Rusia, Roscosmos juga memiliki tujuan sama untuk mengembangkan situs peluncuran roket besar di Pulau Biak pada tahun 2024.
 
“Pada 2002, Rusia menginginkan tanah kami untuk peluncuran satelit. Kami memprotes dan banyak yang ditangkap dan diinterogasi,” kata Manfun Sroyer.
 
“Sekarang mereka membawanya kembali dan pelecehan serta intimidasi ini masih berlangsung,” tambah dirinya.
 
Pulau Biak adalah bagian dari provinsi Papua yang didorong oleh kampanye pemisahan diri telah berlangsung selama beberapa dekade melawan pemerintahan Indonesia.
 
Pantai timur Biak menghadap Samudra Pasifik dan lokasinya berada di satu derajat di bawah khatulistiwa yang sangat ideal untuk meluncurkan satelit orbit rendah untuk komunikasi.

Baca Juga: Babak Baru Kasus Habib Rizieq Shihab, Agenda Sidang Akan Digelar 16 Maret 2021 Mendatang 

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x