PR BEKASI - Kepala Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief kembali menegaskan bahwa Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatra Utara adalah kudeta yang keblinger.
Andi Arief mengatakan bahwa rencana kudeta Partai Demokrat sudah diketahui oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sejak Februari lalu, tapi tetap saja dilakukan oleh Moeldoko.
Pasalnya, menurut Andi Arief, kubu Moeldoko beranggapan bahwa SBY tidak mampu mengatasi kudeta di tubuh Partai Demokrat.
Baca Juga: Singgung Reputasi Moeldoko, Yan Harahap: Andai Dirikan Parpol Sendiri, Moeldoko Jauh Lebih Terhormat
"Kudeta Deli Serdang disebut kudeta keblinger. Sudah ketahuan rencananya dan sempat dicegah AHY, 1 Februari 2020, tetap dilakukan oleh Pak Moeldoko dan kawan-kawan," kata Andi Arief, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan @AndiArief_ID, Kamis, 11 Maret 2021.
"Mereka anggap tak mungkin AHY bisa atasi kudeta. AHY sendiri dengan maksud baik berkirim surat saat itu karena hormati Presiden," sambungnya.
Kudeta Deli Serdang disebut Kudeta Keblinger. Sudah ketauan rencananya dan sempat dicegah AHY 1 Februari 2020 tetap dilakukan oleh Pak Moeldoko dkk. Mereka anggap tak mungkin AHY bisa atasi kudeta. AHY sendiri dengan maksud baik berkirim surat saat itu karena hormati Presiden.— AndiArief_ID (@AndiArief_ID) March 11, 2021
Andi Arief lantas menjelaskan bahwa AHY masuk ke Partai Demokrat pada 2016, saat Pilkada DKI, dan AHY ikut berkeringat untuk membesarkan Partai Demokrat, tak seperti Moeldoko yang tiba-tiba masuk lalu ditetapkan sebagai Ketua Umum.