PR BEKASI - Chusnul Mar'iyah, dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) menyoroti ucapan Kepala Kantor Staf Kepresiden Moeldoko yang tiba-tiba menyerobot kursi pucuk Partai Demokrat.
Bukan mengakui kesalahan, bahkan pidato pertama Moeldoko sebagai Ketua Umum yang mengatakan bahwa aksi yang dilakukannya sebagai bagian 'dalam rangka menjaga demokrasi' menuai kecaman banyak pihak.
"(Dia) ngerti demokrasi enggak si? 'Tanpa rasa malu, tanpa rasa canggung, tanpa beban' ditambah lagi bagi saya tanpa etika," katanya.
Dia menyatakan bahwa sebagaimana yang dikatakan oleh pengamat politik, Rocky Gerung, berpolitik itu ada etikanya.
Baca Juga: Terekam Kamera CCTV, Aksi Pemuda yang Gantung Diri di Pohon di Bekasi Utara
Baca Juga: Patung 'Buddha' Trump Banyak Dijual di e-Commerce China: Make Company Great Again
Disampaikannya, dalam berkompetisi demokrasi itu tidak diperbolehkan menggunakan kekuatan kekerasan.
Sebab itu, Chusnul mengajak berbagai pihak berintrospeksi bahwa bisa dilihat apakah kondisi sekarang merupakan salahnya Moeldoko, salahnya Istana, atau salahnya Moeldoko dan Istana, serta salah dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga.