"Karena bukan berarti tidak ada konflik internal partai, kan memang ada, tapi bertemu kepentingannya. Bagaimana menggeser oposisi ini, jadi jargon Partai Demokrat 'Berkoalisi dengan Rakyat', itu menakutkan bagi Istana," ucap Chusnul Mar'iyah.
Kondisi saat ini, menurut Chusnul, seperti yang terjadi pada masa Orde Baru bahwa partai politik yang difungsikan hanya tiga saja.
Partai pertama adalah partai pemerintah yakni Partai Golkar, lalu kemudian yang kedua semua Partai Islam difungsikan menjadi satu ke PPP, serta Partai Nasionalis dan semua partai non-Muslim ditempatkan di PDI.
Dikatakan Chusnul Mar'iyah, kalau itu fungsi Partai Politik di tahun 1973, jika berbicara ingin mencari kondisi yang mirip dengan saat ini.
Dia menyampaikan, jika mengikuti apa yang dikatakan oleh Greg Fealy, salah seorang Profesor dalam Ilmu Politik dan Sosial, bahwa rezim saat ini represif terhadap kelompok Islamis.
"Kalau saya ngomong kan enggak dipercaya, kalau orang bule ngomong langsung dipercaya padahal tahun 2014 tuh saya jadi pembicara di NU, saya jelaskan semua kondisi dan sebagainya," kata Chusnul, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Realita TV pada Sabtu, 13 Maret 2021.
Akan tetapi, diungkapkannya kalau dia mendapat tanggapan yang sinis ketika mengutarakan hal itu, tetapi yang terjadi sekarang adalah setiap orang seakan berbondong-bondong membuat buku.
Baca Juga: Soroti Kisruh Partai Demokrat, Pengamat: Negara Tak Boleh Tersandera Agenda Politik Pribadi
Salah satunya adalah ada yang menulis dengan judul "Democracy on Sale", padahal saat itu pun pernah Chusnul sampaikan.