Banyak yg minta pakde @jokowi pecat moeldoko. Saya malah berfikir tak perlu melakukan itu. Yang diperlukan sekarang ini kebesaran hati seorang jendral karatan utk mengakui kekeliruannya telah tertipu panpel klb abal2 lalu meminta maaf kepada ketum @PDemokrat yang sah AHY #dapse— #IndonesiaBerkabung To'pe (@TRendusara) March 13, 2021
Lebih lanjut, Taufik Rendusara menuturkan bahwa dulu Moeldoko pernah membanting jam tangan KW. Oleh karena itu, ini saatnya bagi Moeldoko membanting jabatan Ketua Umum KW.
"Moeldoko pernah membanting jam tangan KW. Oleh karena itu tak ada salahnya jika sekarang juga membanting gelar Ketum KW, karena tertipu Nazaruddin dan kawan-kawan. Iya gak sih," ujar Taufik Rendusara.
Seperti diketahui, Moeldoko telah ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam KLB di Deli Serdang, Sumatra Utara pada Jumat, 5 Maret 2021. Sementara AHY dinyatakan demisioner.
Adanya KLB itu pun menimbulkan polemik di tengah publik, ada yang mendukung dan ada juga yang menentang karena dinilai telah menyalahi aturan AD/ART Partai Demokrat.
Sementara itu, salah satu penggagas KLB di Deli Serdang, Sumatra Utara, Darmizal mengatakan, alasan digelarnya KLB adalah untuk menyelamatkan Partai Demokrat yang trennya cenderung menurun sejak tahun 2009 lalu.
Hal itu disampaikan Darmizal saat menjadi narasumber di acara "Mata Najwa bertajuk "Ribut Berebut Demokrat" pada Rabu, 10 Maret 2021.
"Targetnya adalah kembali membesarkan Partai Demokrat, yang pasca 2009 trennya cenderung terus menurun, dan ini harus diselamatkan," kata Darmizal.
Menurut Darmizal, satu-satunya jalan yang pihaknya lihat untuk dapat menyelamatkan Partai Demokrat adalah dengan menggelar KLB.