PR BEKASI - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mendukung masa jabatan presiden tiga periode, dengan mengusung Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto sebagai pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024 mendatang.
M Qodari mengatakan, dia mengusung Jokowi dan Prabowo Subianto berpasangan agar tidak terjadi polarisasi politik di Indonesia, seperti yang terjadi di Amerika Serikat saat Donald Trump dan Joe Biden berhadapan.
M Qodari lantas menjelaskan bahwa pada 2014 lalu, pendukung Prabowo Subianto berencana untuk membatalkan pelantikan Jokowi dan Jusuf Kalla melalui sidang umum MPR.
Hal itu disampaikan M Qodari saat menjadi narasumber di acara "Mata Najwa" bertajuk "Heboh Tiga Periode" pada Rabu, 17 Februari 2021.
"Tahun 2014 itu hampir saja, pendukung Pak Prabowo mau membatalkan pelantikan Pak Jokowi dan Pak JK di sidang umum MPR. Untungnya waktu itu Pak Jokowi memahami situasi dan kondisi, dan mengambil langkah yang tepat," kata M Qodari, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis, 18 Maret 2021.
"Terus terang waktu itu ada yang mau mengerahkan massa pendukung Pak Jokowi juga, itu kan gila. Itu bisa saja terjadi. Tapi Pak Jokowi ada solusi, kontak Pak Aburizal Bakrie, mendatangi Prabowo ke Istana Kertanagara, cair, akhirnya enggak jadi diserbu," sambungnya.
Namun, pernyataan M Qodari itu dibantah oleh Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun, yang menyebut bahwa solusi dari polarisasi politik adalah bukan dengan memasangkan Jokowi dan Prabowo Subianto, tapi dengan menghapus presidential threshold.
Refly Harun juga mengatakan, adanya pergantian kekuasaan bukan alasan yang cukup untuk mendorong amandemen UUD 1945 supaya masa jabatan presiden tiga periode.
Baca Juga: Jokowi Tak Minat Jadi Presiden 3 Periode, Haris Azhar: Dia Bilang Menolak, Tapi Akan Tetap Didaulat
Mendengar hal itu, Najwa Shihab pun menilai usaha M Qodari mengusung pasangan Jokowi dan Prabowo Subianto sia-sia.
"Pergantian kekuasaan saja tidak cukup untuk mendorong adanya perubahan (konstitusi). Jadi sia-sia dong sudah bikin kaos, sudah bikin wacana, tidak semudah itu amandemen," kata Najwa Shihab.
Namun, M Qodari menilai bahwa tidak ada usahanya yang sia-sia, karena ini baru awal perjuangannya.
"Ini baru bab permulaan. Ide ini baru diintrodusir. Saya sebagai analis dan aktivis akan memperjuangkan ide dan gagasan ini," ujar M Qodari.
"Biasa, ide dan gagasan yang tak terpikirkan oleh orang, yang istilahnya itu tidak linear, itu memang di awalnya banyak yang nolak. Tapi nanti, setelah ini disampaikan, mungkin (rakyat) mulai berpikir," sambungnya.
M Qodari pun yakin bahwa setelah dia menyampaikan gagasannya, akan semakin banyak masyarakat yang mendukung Jokowi dan Prabowo Subianto untuk berpasangan di Pilpres 2024.
"Sengaja saya bikin kaos ini supaya rakyat Indonesia melihat, 'oh ternyata, kalau dua ini bergabung, asyik juga'. Saya yakin malam ini, mulai banyak warga negara Indonesia yang bermimpi tentang Jokowi dan Prabowo," kata M Qodari.
M Qodari bahkan membagikan nomor WhatsApp-nya agar masyarakat bisa turut menyampaikan dukungan dan masukan pada gagasannya itu.
"Kalau memang ada dukungan, masukan, catat nomor WA saya, 0811192413. Loh iya dong (kampanye), saya pakai kaos begini (Jokowi-Prabowo), namanya ide gagasan harus dikampanyekan. Bahwasanya ada yang gak setuju, itu biasa," ujar M Qodari.
Meski demikian, M Qodari belum mengetahui pasti apakah gagasannya itu akan diterima oleh Prabowo Subianto.
"Belum tahu, yang dipikirkan saya adalah masyarakat, dan saya tidak mau terjadi (polarisasi) seperti di Amerika. Nah kalau Pak Prabowo mau, alhamdulillah. Kalau tidak mau, mari kita yakinkan supaya Pak Prabowo mau," ujar M Qodari.
Terakhir, M Qodari menuturkan bahwa dia akan mulai mengampanyekan pasangan Jokowi dan Prabowo Subianto kepada seluruh masyarakat Indonesia, anggota DPR, DPD, dan bahkan MPR.***