"Kini gue terharu dan bangga, rakyat kecil itu ternyata bergaji 14 juta," ujar Teddy Gusnaidi.
Statement @aniesbaswedan pada februari 2017. Rumah untuk rakyat kecil bukan untuk rakyat menengah keatas.
Ini yg dari dulu gue bantah, karena gak mungkin, tapi dibela oleh kaumnya. Kini gue terharu dan bangga, rakyat kecil itu ternyata bergaji 14 juta.
https://t.co/CHx64GHD3T— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) March 17, 2021
Lebih lanjut, Teddy Gusnaidi mengatakan bahwa sejak dulu dia sering dimaki-maki, karena mengatakan Program Rumah DP Rp0 itu bukan untuk rakyat yang memiliki upah minimum.
"Dulu ketika gue bilang rumah DP 0 persen bukan untuk orang yang memiliki upah minimum, gue dimaki-maki," ujar Teddy Gusnaidi.
Namun kini, semua ucapannya itu terbukti benar, karena Pemprov DKI menerapkan aturan bahwa yang berhak ikut Program Rumah DP Rp0 hanya masyarakat berpenghasilan Rp7 juta, yang kini tiba-tiba saja diubah menjadi Rp14 juta.
"Akhirnya kejadian, yang bisa memiliki rumah DP 0 persen hanya untuk yang upahnya 7 juta. Ternyata gak bisa juga, sekarang yang upahnya 14 juta. Nies, yang upahnya 14 juta gak perlu lu bantu, mereka bisa sendiri," kata Teddy Gusnaidi.
Menurutnya, orang berpenghasilan Rp14 juta tidak akan mau membeli rumah dari Program Rumah DP Rp0 itu.
"Yang gaji upah minimum, gak mampu beli rumah lapis 0 persen. @aniesbaswedan walaupun awalnya untuk mereka. Anies ubah menjadi maksimal upah 7 juta. Ternyata gak bisa juga, karena bulanannya kegedean, akhirnya naik menjadi maksimal 14 juta. Ya kalau yang segitu, mana mau beli rumah lapis?," tutur Teddy Gusnaidi.
Teddy Gusnaidi lantas menyebut bahwa sejak awal Anies Baswedan tidak mempunyai hitungan yang jelas soal Program Rumah DP Rp0 tersebut, karena yang penting program kampanyenya menarik banyak simpati masyarakat.