Sindir 'Karma' SBY yang Lahirkan Moeldoko, Ruhut Sitompul: AHY Masih Bau Kencur, Suka Fitnah

- 19 Maret 2021, 16:48 WIB
Politisi PDIP, Ruhut Sitompul menyindir SBY yang menyebabkan kondisi AHY seperti saat ini yang suka menyebarkan fitnah.
Politisi PDIP, Ruhut Sitompul menyindir SBY yang menyebabkan kondisi AHY seperti saat ini yang suka menyebarkan fitnah. /YouTube Akbar Faizal Uncensored

PR BEKASI - Eks kader Partai Demokrat, Ruhut Sitompul mengibaratkan hal yang dilakukan oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seperti peribahasa 'menepuk air di dulang terpercik muka sendiri'.

Ruhut Sitompul melanjutkan bahwa itulah yang saat ini tengah dilakukan oleh para kader-kader di Partai Demokrat.

"Pak SBY di podcast ibarat menepuk air di dulang terpercik muka sendiri, itulah yang dilakukan kader-kader Demokrat sekarang," cuitnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter pribadi @ruhutsitompul pada Jumat, 19 Maret 2021.

Dia menilai kalau Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), masih 'bau kencur' dengan suka membuat fitnah dan melakukan pembunuhan karakter dalam berita bohong.

Baca Juga: Mengulang 2007, Para Biksu Beri Isyarat Bersatu 'Lawan' Junta Militer Myanmar Usai Ratusan Warga Sipil Tewas

Baca Juga: SBY Curhat Soal 'Sahabat' yang Lukai Hatinya: Tak Terbayangkan Itu Akan Terjadi, Menabrak Akal Sehat dan Etika

Baca Juga: Peliknya Berburu 'Jamur Mahal' Truffle di Gurun Musiman Irak, Diintai Serigala hingga Risiko Ranjau Darat 

Sehingga pada akhirnya terjadilah peristiwa kemarin yakni Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit dengan hasil pengangkatan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

"Dan Ketumnya AHY masih bau kencur suka memfitnah pembunuhan karakter, berita bohong, tipu muslihat, lahirlah KLB Sibolangit Ketum PD Pak Moeldoko. Sekjen JAM MERDEKA," kicau Ruhut Sitompul yang saat ini menjadi kader PDIP.

Lebih lanjut, SBY dalam kanal YouTubenya mengunggah podcast dengan tema "Kebenaran dan Keadilan Datangnya Sering Lambat, Tapi Pasti".

Dalam podcast tersebut dikatakan bahwa Cikeas saat itu bagai kota mati dan suasananya mencekam, hening serta sepi.

Di dalam keheningan malam, SBY menceritakan dia mencoba mencari hikmah dalam kejadian yang saat ini menimpanya, yang sebelumnya tak pernah dia bayangkan akan terjadi.

Baca Juga: Tawarkan Open BO, Prostitusi Online di Hotel Cynthiara Alona Pasang Tarif hingga Rp1 Juta 

Dalam tulisannya, SBY mengatakan kalau ini adalah perlakuan yang ketika kekuasaan ada di dalam genggaman tangannya tetapi perlakuan seperti ini tak pernah dilakukannya.

Akan tetapi itulah hidup dan takdir serta mengingat di dalam kesukaran ada kemudahan dan setiap masalah pasti ada solusinya.

SBY menyatakan di dalam renungan terakhirnya, dia menyadari untuk bersyukur ketika jagat raya mengamini kata-katanya.

Ketika tak ada jalan yang lunak untuk meraih cita-cita yang besar dan tak ada yang serba mudah untuk mengatasi masalah yang berat.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah