"Tapi yg kita sayangkan karena narasi ini bersumber dari kaum machiavellian, tujuan menghalalkan cara," tulisnya.
Dia mengaku sudah menonton secara utuh penjelasan yang diberikan Mahfud MD dan contoh yang dipakainya untuk menjelaskan prinsip 'Salus Populi Suprema Lex Esto' adalah revolusi dan bencana alam.
Dia menilai agak aneh, sebab pergantian kekuasaan di tengah jalan dijadikan contoh, misalnya kuliah.
Jika pernyataan Mahfud MD disampaikan di ruang kelas akan tetap bias. Dikatakannya sejak Cicero sampai kaum Machiavellian, selalu ada yang ingin 'memudahkan' pemimpin guna memanfaatkan alasan atas 'keselamatan rakyat' sebagai pelegalan tindakan sepihak eksekutif.
Fahri Hamzah menyebut itu sebagai penyakit, konstitusionalisme justru lahir dalam keadaan seperti ini.
"Kekuasaan yang sering cenderung dominan dan memanfaatkan keadaan darurat harus dibatasi dengan konstitusi, bahkan dalam zaman kerajaan. Dan lahirlah #MonarkiKonstitusional di Inggris sejak Magna Charta. Jadi jangan dibalik," cuitnya.
Baca Juga: Mendag Ingin Impor Beras di Tengah Panen Raya, Tsamara Amany: Kebijakan yang Sangat Merugikan
Maka dari itu, dia memaparkan, konstitusi adalah jaminan keselamatan rakyat dari kecenderungan kekuasaan absolut yang menyimpang.
Menurutnya, anggapan pemimpin akan selalu memiliki niat baik dan diperbolehkan melanggar hukum adalah hal yang ganjil dan dangkal.