Network
PR BEKASI - Pengamat politik Rocky Gerung ikut mengomentari soal survei yang baru-baru ini viral di media sosial.
Lembaga Indikator Politik Indonesia (IPI) menyatakan bahwa sebagian besar anak muda Indonesia puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Namun, mayoritas anak muda di Jakarta cenderung tidak puas dengan kerja Jokowi (61.7 persen).
Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, hasil surveinya menunjukkan 58.6 persen anak muda merasa cukup puas dan 6,8 persen merasa sangat puas (65.4 persen).
Baca Juga: Banyak Orang Terpapar Radikalisme Lewat Medsos, Gus Yaqut: Banyak Syiar Agama Online Tak Tersaring
Baca Juga: Segera Login ke Pengunguman SNMPTN LTMPT 2021 untuk Ketahui Hasil Masuk PTN Sore Ini
Hasil survei tersebut duga Rocky Gerung bertujuan untuk menurunkan derajat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Menurutnya dengan begitu, masyarakat akan berpendapat bahwa para pendukung Anies di Jakarta tidak mendukung Presiden Jokowi.
"Orang-orang kemudian jadi mikir, ini pasti dikaitkan dengan Anies Baswedan, lagi-lagi selalu begitu cara bacanya," ujar Rocky Gerung sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari YouTube Rocky Gerung Official, Senin, 22 Maret 2021.
Rocky Gerung menyampaikan, jika benar 65 persen anak muda Indonesia puas dengan kinerja Jokowi itu artinya mereka tidak mengikuti berita-berita soal polemik yang ditimbulkan dari pernyataan presiden ke-7 tersebut.
"Itu artinya 65 persen anak Indonesia tidak pernah baca berita, tidak pernah tau kasus pengambilalihan Partai Demokrat, problem kartel beras, korupsi yang terus dibiarkan, dan Habib Rizieq dianiaya, jadi seolah-olah ini menghina menghina milenial," ucapnya.
Dirinya berpendapat bahwa para pembuat survei tersebut saat ini tengah menutupi fakta soal anak muda yang mulai paham dan tidak puas terhadap Jokowi.
Baca Juga: Lirik Lagu C.H.R.I.S.Y.E, Kolaborasi Diskoria, Laleilmanino dan Eva Celia
"Jadi surveyor ini menutupi fakta kalau milenial itu justru lebih tahu dari mereka, karena itu saya terpaksa harus curiga baik pada Qodari maupun Burhan," ungkapnya.
"Medium is the message, dulu dianggap bahwa media itu membawa pesan, sekarang medianya sendiri adalah pesan, jadi kita mau tahu Burhanudin ini dipesan siapa sehingga bisa menghasilkan 65 persen itu," sambungnya.
Rocky Gerung juga heran mengapa harus dibuat seolah-olah bertolak belakang dengan Jakarta.
"Langsung dikontraskan dengan Jakarta, seolah-olah karena Jakarta sarang kadrun maka dia beroposisi pada Jokowi, Jawa Tengah karena sarang cebong maka dia pro Jokowi," ucapnya.
Dewan Pakar FNN tersebut juga meminta Burhanuddin bisa mempertanggungjawabkan hasil surveinya karena dapat menggiring opini masyarakat, apalagi saat ini sedang ramai soal wacana masa jabatan presiden tiga periode.
"Bukan sekadar memaparkan lalu orang-orang digiring oleh opini bahwa karena anak muda masih mendukung Jokowi bahkan 65 persen, oleh karena itu tiga periode harus dilanjutkan maka jadilah satu paket antara riset Burhanudin dan Qodari," tuturnya.
"Saya sebagai orang yang mengamati public opinion terpaksa menduga itu, bukan menduga jeleknya Burhanudin atau Qodari, tapi metodologinya pasti disusupi dengan kepentingan," tambahnya.
Sebelumnya, hasil survei Burhanuddin tersebut menemukan bahwa kebanyakan anak muda Jakarta merasa tidak puas, sementara daerah-daerah lain menyatakan cukup puas dan sangat puas.
"Anak muda di DKI mayoritas tidak puas. Kepuasan berimbang pada anak muda di Sulawesi, etnis Minang, dan berpendidikan SD ke bawah," kata dia.
Survei menggunakan pendekatan survei simple random sampling sebanyak 206.983 responden secara acak pada Maret 2018-2020 di seluruh Indonesia dan pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam rentang dua tahun terakhir.
Toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Total survei sampel yang berhasil diwawancara sebanyak 1.200 responden warga negara Indonesia berusia 17-21 tahun.***
