PR BEKASI - Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Partai Demokrat versi KLB, Razman Arif Nasution mengatakan bahwa hancurnya Partai Demokrat dimulai sejak adanya kasus korupsi Hambalang.
Razman Arief Nasution menuturkan, berdasarkan kesaksian Yulianis dan Nazaruddin, ada nama-nama kader Partai Demokrat di kubu AHY yang terlibat dalam kasus korupsi Hambalang.
Hal itu disampaikan Razman Arief Nasution saat menjadi narasumber di acara "Apa Kabar Indonesia" bertajuk "Badai Demokrat: Dari Hambalang Hingga KLB".
"Hari ini kami konferensi pers di Hambalang, ada satu lagi yang serius, bagaimana Partai Demokrat itu hancur dimulai dari Hambalang. Ada nama-nama orang yang disebut di sana, pengakuan Yulianis, Nazaruddin, ada semua," kata Razman Arif Nasution, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Kamis, 25 Maret 2021.
Razman Arief Nasution menjelaskan, pihaknya tidak memiliki motif tertentu ketika memutuskan untuk menggelar konferensi pers di Hambalang, selain untuk menyelamatkan Partai Demokrat.
"Kita tidak ada motif apa pun di balik ini. Tapi Demokrat itu tahun 2009 mencapai kejayaan yang luar biasa, ketika memperoleh hampir 150 kursi di DPR RI," kata Razman Arif Nasution.
"Tapi dari Hambalang inilah rusaknya suara Demokrat, artinya kader Demokrat termasuk Pak Max Sopacua, mereka ingin memperbaiki Partai Demokrat, yang katanya dulu 'Katakan tidak pada Korupsi!'. Tahu-tahu ternyata orangnya ada di dalam. Nah patut diduga, masih ada satu orang yang belum disentuh," sambungnya.
Oleh karena itu, Razman Arif Nasution menjelaskan bahwa pihaknya mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengusut kembali kasus korupsi Hambalang.
Pasalnya, Partai Demokrat versi KLB memiliki kesaksian para kader yang mengetahui tentang kasus tersebut dan siapa-siapa saja yang terlibat di dalamnya.
Baca Juga: Ramai Isu Presiden 3 Periode, Ahmad Syaikhu: Jangan Jadi Presiden, Tapi Jadilah Kepala Desa!
"Maka, ini pintu masuk bagi KPK untuk mengusut itu, ada pengakuan Yulianis terhadap saudara Ibas. Di sini saya catat angkanya ada 550.000 USD ada juga 200.000 USD. Kenapa ini gak diusut?," kata Razman Arif Nasution.
Razman Arif Nasution pun percaya bahwa apa yang kini diperjuangkan oleh Partai Demokrat versi KLB akan membuat kliennya, mendiang Sutan Bhatoegama Al Barru tersenyum.
Diketahui, Sutan Bhatoegana Al Barru merupakan politisi Partai Demokrat, yang sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan gratifikasi dalam penetapan APBN Perubahan Kementerian ESDM di Komisi VII DPR RI pada 14 Mei 2014.
"Dan klien saya Sutan Bhatoegana Al Barru sudah meninggal, tapi saya yakin beliau tersenyum dengan keadaan ini, karena gak perlu saya buka ke publik apa yang dia sampaikan kepada saya tentang dana-dana ini," kata Razman Arif Nasution.
Oleh karena itu, Razman Arif Nasution kembali mendorong KPK untuk mengusut kasus korupsi Hambalang.
"Artinya ini tugas KPK agar masalah ini diusut, ini pintu masuk. Ini kader loh yang minta, dan kami di sini akan kembalikan suara Demokrat," kata Razman Arief Nasution.
Seperti diketahui, kasus korupsi Hambalang mulai bergulir pada 2011 lalu yang menyeret sejumlah politisi Partai Demokrat seperti Anas Urbaningrum, Nazaruddin, Andi Mallarangeng, dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).***