Tegur Kafe karena Setel Musik Bersuara Keras hingga Dini Hari, Pelaku Aniaya Korban hingga Jarinya Putus

- 28 Maret 2021, 15:31 WIB
Jurnalis Bengkayang Kurnadi yang menjadi korban penganiayaan lantaran menegur kafe yang memutar musik keras di tengah malam.
Jurnalis Bengkayang Kurnadi yang menjadi korban penganiayaan lantaran menegur kafe yang memutar musik keras di tengah malam. /ANTARA/Wati./

PR BEKASI - Seorang jurnalis bernama Kurnadi di Bengkayang, Kalimantan Barat pada Sabtu, 27 Maret 2021 dini hari menjadi korban penganiayaan dari seorang pelaku berinisial S, lantaran tidak terima ditegur untuk menghentikan suara musik kafe yang mengganggu.

Tidak terima ditegur yang kemudian berujung cekcok itu tepatnya terjadi di salah satu kafe di Jalan Tiga Desa, Kelurahan Bumi Emas, Kecamatan Bengkayang.

Penganiayaan itu membuat jari manis tangan sebelah kiri korban putus lantaran digigit oleh pelaku, selain itu korban juga mengalami luka lebam di tubuhnya.

Atas kejadian yang menimpanya, kini Kurnadi tengah menjalani perawatan medis di RSUD Bengkayang.

Baca Juga: Addie MS Diduga Sindir Susi Pudjiastuti: Jabatan Tidak Abadi

Baca Juga: Ikut Demo Anti Kudeta, Kapten Tim Sepakbola Myanmar Junior Ini Ditembak Mati Junta Militer

Baca Juga: Ramalan Zodiak Mingguan 28 Maret – 3 April: Sagitarus, Capricorn, Aquaris, dan Pisces Hati-hati Soal Keuangan

Menjelaskan kronologi kejadian, Kurnadi yang bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi kafe, mengatakan awalnya ia mendatangi pemilik kafe dan menegur agar menghentikan musik keras yang mengganggu sekitar.

"Sebelum jam 12 saya ada menegur pemilik kafe minta untuk tidak memutar musik keras-keras, karena mengganggu warga sekitar termasuk kami. Kebetulan rumah kami tidak jauh dari kafe tersebut," katanya.

"Saya juga ingatkan agar mereka tidak membuka kafe lewat dari jam 12 malam, dan itu sangat mengganggu apalagi dengan musik-musik yang nyaring," sambungnya.

Usai memberi teguran langsung, Kurnadi kembali kerumah.

Namun sekira jam 2 subuh, Kurnadi kembali lagi ke kafe itu karena kesal bahwa suara musik keras kafe masih mengganggu.

Baca Juga: Dukung Adanya Kelompok Oposisi di Indonesia, Pengamat: Penting Cegah Pemerintah Otoriter

"Saya itu hanya minta dikecilkan suara musiknya. Karena juga tidak diindahkan dan melewati batas waktu yang saya minta maka saya matikan stut listrik (KWH Meter) kafe itu," kata Kurnadi seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Minggu, 28 Maret 2021.

Setengah jam usai Kurnadi melakukan itu, ia kemudian didatangi pelaku dan rekannya yang langsung melakukan penganiayaan.

"Saya matikan listriknya sekitar jam 2 pagi lah. Kalau pemiliknya keberatan kan pasti bertanya, ini tiba-tiba selang setengah jam yang datang justru pelaku dan kawan-kawannya menyerang saya, yang merupakan orang luar bukan pemilik kafe," kata Kurnadi.

Kini para pelaku telah diamankan oleh pihak kepolisian dan sedang dalam interogasi.

"Pelaku sudah diamankan, lagi interogasi guna dimintai keterangan serta ditindaklanjuti," kata Kasat Reskrim Polres Bengkayang AKP Antonius Trias Kuncorojati.

Sementara itu Wakil Bupati Bengkayang Syamsul Rizal ketika menjenguk Kurnadi di RS mengatakan bahwa pihaknya akan segera mengecek izin operasional kafe.

Baca Juga: Rencanakan Bunuh Mahathir Mohamad, WNI Ini Ditangkap Polisi Malaysia

Ia mengatakan jika memang benar beroperasi lebih dari batasan yang diatur, maka akan dilakukan penindakan. Selain itu ia juga meminta agar pihak aparat keamanan dapat menjaga kondusifitas daerah tersebut.

"Syarat mendirikan kafe juga tidak mengganggu warga sekitar. Kalau sudah meresahkan masyarakat itu yang tidak boleh. Jika semua hal persyaratan dilanggar wajib kami tutup," katanya.

"Bukan kami melarang orang membuka usaha, tapi juga harus memperhatikan kenyamanan lingkungan sekitar sehingga tidak mengganggu, jangan membuat intrik-intrik yang mengganggu lingkungan." sambung Syamsul Rizal.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x