PR BEKASI – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pemerintah tidak memiliki rencana untuk memulangkan anggota ISIS asal Indonesia.
Keputusan tersebut diambil berdasarkan pertimbangan keamanan Indonesia dari bahaya terorisme.
Terkait nasib kewarganegaraan anggota ISIS asal Indonesia, menurut Jokowi itu konsekuensi dari keputusan mereka.
Keputusan yang diambil Presiden Jokowi tersebut mendapatkan tanggapan dari mantan kader Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Baca Juga: [Hoaks atau Fakta] Kuota Haji Indonesia Tahun 2021 Dikabarkan Capai 64 Ribu, Ini Faktanya
Baca Juga: 2.984 Istri Gugat Cerai Suami Sepanjang 2020 di Kota Bekasi
Baca Juga: Sempat Dijodohkan dengan Pria Turki oleh sang Adik, Cici Paramida: Ada sih, Belum Klik Aja
Ferdinand Hutahaean menilai keputusan Presiden Jokowi sangat tepat dan bijak
"Keputusan Presiden @jokowi yang tegas menolak kepulangan Ex WNI Anggota ISIS adalah sikap tepat, benar dan bijak," kata Ferdinand Hutahaean sebagaiamana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @FerdinandHaean3, Selasa, 30 Maret 2021.
Keputusan Presiden @jokowi yg tegas menolak kepulangan Ex WNI Angota ISIS adalah sikap tepat, benar dan bijak. Ada ratusan juta WNI di Republik ini dan kehidupan yg hrs dijaga dr potensi serangan para teroris.
Biarkan mereka mati disana dgn pilihannya.
https://t.co/4QAcaCGHbA— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) March 30, 2021
Ferdinand Hutahaean menyampaikan bahwa adan ratusan jiwa warga Indonesia yang mesti dijaga keamanannya dari terorisme.
"Ada ratusan juta WNI di Republik ini dan kehidupan yang harus dijaga dari potensi serangan para teroris," ucap Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand Hutahaean melontarkan pernyataan keras terhadap keputusan segelintir warga Indonesia yang memilih menjadi ISIS.
"Biarkan mereka mati disana dengan pilihannya," ucap Ferdinand Hutahaean.
Baca Juga: Keluarkan Fatwa, PBNU Bolehkan Umat Islam Gunakan Vaksin AstraZeneca
Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia tengah meningkatkan kewaspadaan akan potensi terorisme.
Pasalnya, belum lama ini terjadi aksi teror bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu, 28 Maret 2021.
Akibat teror bom tersebut, dua pelaku bom bunuh diri tewas serta hingga Selasa, 30 Maret 2021, dilaporkan korban terluka dan telah mendapatkan perawatan.
Pihak kepolisian telah mengantongi identifikasi pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar.
Identitas kedua pelaku bom bunuh diri itu, laki-laki berinisial L dan perempuan berinisial YSF, yang berprofesi sebagai pekerja swasta.
Pelaku merupakan bagian dari kelompok militan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina.
Masyarakat diminta tidak khawatir dan panik, karena seluruh jajaran kepolisian, khususnya Tim Densus 88 Antiteror akan memburu dan mengikuti gerakan para pelaku terorisme.***