Habib Nabiel: Kalau Kita Pahami bahwa Seluruh Agama Tidak Ada yang Benarkan Terorisme

- 31 Maret 2021, 12:49 WIB
Habib Nabiel menyampaikan bahwa terorisme yang paling berbahaya adalah terorisme atas nama negara.
Habib Nabiel menyampaikan bahwa terorisme yang paling berbahaya adalah terorisme atas nama negara. /Tangkapan layar YouTube/TvOneNews/

PR BEKASI - Pemimpin Majelis Rasulullah, Habib Nabiel Al Musawa, menyampaikan bahwa akhir-akhir ini banyak terdengar hal-hal yang berkaitan dengan Islam terorisme dan stigmatisasi agama.

Habib Nabiel mengatakan, hal yang perlu diketahui sebetulnya adalah ada atau tidaknya kaitan antara Islam dan terorisme.

"Kalau kita memahami bahwa seluruh agama tidak ada yang membenarkan terorisme, di dalam Islam itu ada ajaran namanya Al-Jihad. Jihad itu asal katanya dari Jahadaa, Jahidu. Jihadal, artinya adalah bersungguh-sungguh," kata Habib Nabiel, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube TvOneNews pada Rabu, 31 Maret 2021.

Dia menjelaskan bahwa Allah dalam firmannya di surat Al-Ankabut ayat 69: "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik."

Baca Juga: Mengaku Siap Nyapres di 2024, Ridwan Kamil: Pilpres Itu seperti Kompetisi Badminton

Baca Juga: Politisi PKS Duga Bom Gereja Makassar Settingan, Ferdinand Hutahaean: Kalau Gak Ngerti, Gak Usah Sok

Baca Juga: Kemenkumham Akan Sahkan Moeldoko Gantikan AHY, Arief Munandar: Ngopi-ngopi Berbuah Ketum Partai, Gue Juga Mau

Dilanjutkan, para ulama juga mengatakan bahwa yang dinamakan jihad setidaknya ada 3 tingkatan, dan yang paling mendasar dan paling penting adalah yang disebut jihadun nafsi.

Di dalam hadis Nabi Muhammad menyebutkan, diriwayatkan oleh Imam Ahmad juga Ibn Majah, yang disebut mujahid dikatakan Rasulullah adalah orang yang bersungguh-sungguh di dalam menaati Allah dengan hawa nafsunya.

"Saya ingin menggaris bawahi bahwa di dalam Islam kita tidak bisa melaksanakan jihad peperangan sebelum melaksanakan jihad yang pertama. Bahkan sampai ayat tentang jihad peperangan itu ditahan tiga belas tahun oleh Rasulullah. Kenapa? karena untuk melaksanakan jihadun nafsi," ujarnya.

Bahkan, Habib Nabiel memaparkan, Rasulullah sampai beribadah hingga telapak kakinya bengkak agar ikhlas dan suci dalam melaksanakan bentuk peperangan.

Kemudian menurut para ulama tingkat kedua adalah yang disebut jihadun lisan, "Sebaik-baik jihad adalah kata-kata yang baik yang disampaikan di depan penguasa yang tidak baik".

Habib Nabiel menyampaikan jika ingin berjihad maka lasanakan yang kedua ini. Jangan sampai sembunyi-sembunyi meledakan bom dan sebagainya.

Baca Juga: Gagal Temukan Asal-Usul Covid-19 di Wuhan, WHO: Ada Kemungkinan Virus Sudah Ada Sebelum Wabah

Dia menambahkan, Rasulullah secara terang-terangan mengajak untuk berdakwah, dan dengan terang-terangan itu pula umat Islam dapat mengetahui ajaran yang dibawa olehnya atau gurunya benar atau tidak.

"Kemudian yang ketiga disebut para ulama adalah jihad dalam bentuk peperangan. Itu pun ada syaratnya, tidak boleh membunuh wanita, tidak boleh membunuh anak-anak," ucapnya.

Habib Nabiel mengutarakan, yang kedua adalah yang disebut terorisme, dalam bahasa syariat disebut irhab dan artinya adalah menakut-nakuti atau mengintimidasi.

Disebutkan, irhab mencakup tiga hal, yang pertama adalah secara perorangan dan bukan bagian dari agama.

Sementara yang kedua dilakukan kelompok seperti yang dilakukan misalnya Amerika terhadap orang Asia, yang dilakukan di Jerman terhadap orang muslim.

"Dan yang paling berbahaya adalah terorisme atas nama negara, dan itu luar biasa. Orang yang berbeda ditangkapi, orang yang tidak sepaham ditangkapi, oposisi ditangkapi. Itu semua mudah-mudahan kita bisa menghindari dari ketiga hal yang namanya irhab itu." kata Habib Nabiel.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube tvOneNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah