Menanggapi hal itu, mantan aktivis 1998 itu mengatakan bahwa sepertinya keluarga dari terduga teroris itu merupakan pendukung Ahok dan pro pemerintah.
Sehingga, ia frustrasi karena antara dirinya dengan keluarga itu mempunyai perbedaan pemahaman.
Baca Juga: Sumbar jadi Daerah Rawan Narkoba, Kepala BNNP: Data Nasional Tak Ada yang Bebas Narkoba
Akhirnya, ia nekat masuk dan melakukan penyerangan di Mabes Polri dengan berujung meninggal dunia itu adalah jalan yang dapat menuntunnya ke surga agar dapat menolong keluarganya yang pro pemerintah.
“Tampaknya kakaknya pendukung Ahok dan orang tuanya bekerja untuk pemerintah,” cuit Budiman Sudjatmiko sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter miliknya @budimandjatmiko pada Kamis, 1 April 2021.
Tampaknya kakaknya pendukung Ahok & orang tuanya bekerja u/ pemerintah. Dia frustrasi & bunuh diri spy cepet2 sampai akhirat u/ melobby Tuhan & Rasul spy mengampuni & syafaat bagi keluarganya yg pro pemerintah, pro orang2 berilmu non agama & pro kafir Ahok https://t.co/WH8fW3w9ks— Budiman Sudjatmiko (IG: masbud_sudjatmiko) (@budimandjatmiko) April 1, 2021
“Dia frustrasi dan bunuh diri supaya cepat-cepat sampai akhirat untuk me-lobby Tuhan & Rasul supaya mengampuni dan syafaat bagi keluarganya yang pro pemerintah, pro orang-orang berilmu non agama dan pro kafir Ahok,” sambungnya.
Baca Juga: Sebut Polisi Boleh Tembak Mati Teroris di Tempat, Eks Densus 88: Ini Bukan Pelanggaran HAM
Dengan begitu, Budiman Sudjatmiko mengatakan bahwa sebenarnya pemikiran yang dilakukan oleh terduga teroris itu merupakan cara yang sederhana.
“Sungguh sederhana CARA berpikirnya tapi sungguh rumit ISI pikirannya,” cuitnya.
Diketahui, terduga teroris ZA (25), merupakan tersangka penembakan di Mabes Polri yang kemudian ditembak mati di lokasi oleh polisi.