"Kalau kita melihat di film-film itu setidaknya dia sudah harus mengetahui denah dari gedung bahkan sampai detailnya di mana pejabat penting yang menjadi incaran, di mana pos penjagaan yang harus dihindari, dan sebagainya," sambung Hersubeno.
Dilanjutkannya, melihat kejanggalan itu Harits Abu Ulya meminta untuk tidak berspekulasi, apakah memang teroris atau hanya seorang perempuan yang sedang dalam tekanan emosi sangat berat.
"Sehingga kemudian dengan mudah dimanipulasi dan dikendalikan oleh orang lain," tandas Hersubeno Arief.***