“Kalau mau evaluasi, kita harus menggunakan data yang baik, dan alat yang canggih. Kalau peralatan BMKG itu agak berbeda,” ujarnya.
Reynaldo Zoro mengungkapkan bahwa berdasarkan data satelit Himawari yang dikenal sangat akurat, menyatakan bahwa terjadi pergerakan badai petir di sekitar Balongan, Indramayu, pada pukul 00.00 sampai 3.00 WIB.
“Bahkan, menurut pengamat Himawari, (petir terjadi) dari sore sampai pukul 5.00 pagi, dan konsentrasi petir tertinggi justru berada pada waktu yang diklaim BMKG,” ucapnya.
Sedangkan hasil monitoring lightning detector BMKG, kerapatan petir sekitar pukul 00.00 sampai 2.00 WIB, justru berkumpul pada bagian barat kilang minyak Balongan atau kurang lebih sejauh 77 kilometer dari lokasi kejadian.*** (Eka Alisa Putri/Pikiran-Rakyat.com)