Perempuan Dinilai Rentan Terpengaruh, Kemen PPPA Gandeng BNPT Petakkan Daerah Rawan Teroris

- 8 April 2021, 10:20 WIB
Slide yang dipaparkan dalam seminar daring Kementerian PPPA bertajuk
Slide yang dipaparkan dalam seminar daring Kementerian PPPA bertajuk /Anita Permata Dewi/ANTARA

PR BEKASI - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan memetakan daerah-daerah di Tanah Air yang penduduk perempuannya rentan direkrut menjadi pelaku terorisme.

Terkait hal itu disampaikan oleh asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan Dalam Rumah Tangga dan Rentan Kementerian PPPA Valentina Gintings dalam seminar daring bertajuk "Perlindungan Perempuan Dari Paham Terorisme dan Ekstrimisme" di Jakarta Rabu, 8 April 2021 dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

"Kami dan BNPT akan membuat data karena data penting untuk pastikan di mana wilayah-wilayah kerentanan itu terjadi," ujar Valentina Gintings.

Baca Juga: Dibela Ahli Terorisme karena Sering Dikaitkan dengan ISIS, Munarman Malah Sindir Ridlwan Habib

Terkait hal itu Valentina Gintings mengatakan nantinya penduduk perempuan di daerah yang rentan tersebut akan diberikan pelatihan dan pengarahan untuk mencegah mereka terpapar paham radikal.

Kemudian ia menambahkan Kemen PPPA di tingkat desa telah memiliki kelompok kerja berupa Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM).

Hingga saat ini, tercatat 1.921 desa, 342 kabupaten/ kota, dan 34 provinsi yang telah memiliki Pokja PATBM.

Baca Juga: Sang Istri Resmi Laporkan Hotma Sitompul ke Polisi atas Dugaan Pencemaran Nama Baik dan Fitnah

Selain PATBM, juga ada pokja lainnya yakni Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).

Saat ini ada 156 Puspaga telah terbentuk di 12 provinsi dan 12 kabupaten/ kota.

"Kami sudah punya kelompok-kelompok masyarakat dari tingkat paling rendah seperti PATBM, Puspaga. Nanti kami mencetak mereka menjadi perempuan-perempuan pelopor perdamaian sehingga mereka menjadi garda terdepan kita untuk memastikan pencegahan di tingkat masyarakat," ungkapnya

Sebelumnya ada dua peristiwa teror yang terjadi di Indonesia pada dua pekan terakhir, melihat hal itu tercatat perempuan terlibat sebagai pelaku teror.

Baca Juga: Ngamuk ke Najwa Shihab karena Ketahuan Hadir di Baiat ISIS Makassar, Munarman: Apakah Itu Kejahatan?

Yang pertama teror bom bunuh diri dilakukan dua terduga teroris di Katedral Hati Yesus Yang Maha Kudus di Jalan Kajaolalido, Kelurahan Baru, Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu 28 Maret 2021 pagi.

Terror pertama ini dilakukan oleh pelaku yang merupakan pasangan suami istri yang baru menikah sekitar enam bulan lalu.

Lalu pelaku meledakkan bom yang mereka bawa sehingga mereka tewas di tempat kejadian. Pelaku pria berinisial L dan perempuan YSF atau D.

Baca Juga: Selain Tak Boleh Mudik, ASN dan Keluarganya Juga Dilarang Cuti Lebaran 2021

Keduanya bergabung dalam kelompok kajian di Villa Mutiara Makassar, merupakan anggota kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah yang berafiliasi dengan ISIS.

Tiga hari kemudian, yakni pada Rabu 31 Maret 2021, Mabes Polri dikejutkan dengan penyusupan terduga teroris perempuan berinisial ZA ke Kompleks Mabes Polri.

Terror kedua ini pelaku sempat menodongkan senjata api kepada aparat yang sedang bertugas di sekitar gerbang Mabes Polri. Tidak menunggu lama, ZA langsung dilumpuhkan dengan timah panas oleh petugas, karena dinilai telah mengancam keselamatan.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x