Nasib AstraZeneca 'Menggantung', Indonesia Pilih Tambah Pesanan Vaksin Sinovac dari China

- 8 April 2021, 17:20 WIB
Sejumlah petugas Brimob bersenjata mengawal distribusi vaksin Covid-19 saat tiba di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Selasa, 5 Januari 2021.
Sejumlah petugas Brimob bersenjata mengawal distribusi vaksin Covid-19 saat tiba di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Selasa, 5 Januari 2021. /ANTARA FOTO/FB Anggoro/wsj/ANTARA FOTO

PR BEKASI – Pemerintah Indonesia berencana menambah jumlah pemesanan vaksin Sinovac sebanyak 90 juta hingga 100 juta dosis vaksin.

Penambahan jumlah pesanan vaksin tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kebijakan embargo di beberapa negara produsen.

Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja bersama DPR RI yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis, 8 April 2021.

Baca Juga: Pentas Kuda Lumping Dibubarkan hingga Diludahi Ormas FUI, Addie MS: Di Mana Akhlak Kalian? 

"Kami sudah melakukan antisipasi dengan cara menambah jumlah vaksin Sinovac,” katanya, dkutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Budi Gunadi Sadikin mengatakan Pemerintah menambah pesanan vaksin Sinovac karena pengiriman vaksin asal China tersebut selalu tepat waktu.

“Sampai sekarang yang tidak pernah miss jadwal pengirimannya adalah yang dari China," kata Menkes.

Ia mengemukakan, semula Indonesia dijadwalkan mendapatkan vaksin sekitar 100 juta dosis pada 2021, dengan rincian 54 juta dosis vaksin dari GAVI dan 50 juta dari AstraZeneca.

Baca Juga: Lari Terbirit-birit Usai Lihat Sosok Tetangga yang Sudah 7 Hari Meninggal, Pria Ini Ceritakan Kisah Mistisnya 

Namun, jadwal itu bergeser seiring adanya kebijakan dari beberapa negara yang memproduksi vaksin.

"Yang dari Eropa dan dari India itu terbukti jadwalnya yang sudah didiskusikan kemudian bergeser karena berbagai macam masalah politik di negaranya masing-masing," katanya.

Informasi terakhir yang diterima dari AstraZeneca disampaikan rencananya sebanyak 50 juta dosis vaksin dilakukan pengiriman pada 2021.

Namun terjadi perubahan sehingga pihak AstraZeneca hanya bisa mengirim 20 juta vaksin di 2021, dan sisanya 30 juta vaksin diundur ke 2022.

Baca Juga: Lari Terbirit-birit Usai Lihat Sosok Tetangga yang Sudah 7 Hari Meninggal, Pria Ini Ceritakan Kisah Mistisnya 

"Vaksin dari GAVI yang 54 juta itu memang gratis, tapi ketidakpastiannya tinggi sekali, sedangkan yang AstraZeneca itu tidak ada perubahan harga, tapi mereka mengundurkan jadwalnya," katanya.

Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menuntaskan program vaksinasi rampung pada 2021.

"Jadi semua pengiriman vaksin yang di tahun 2022 tidak akan kami lakukan konfirmasi," kata Menkes.

Terkait harga penambahan vaksin dari Sinovac itu, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pihaknya belum mengetahui apakah ada perubahan harga atau tidak.

Baca Juga: Terlibat Bisnis Tidak Jelas dan Punya Banyak Utang, Pegawai KPK Ini Nekat Curi Barang Bukti 1,9 Kilogram Emas 

"Masih dalam tahap diskusi awal, volume komitmennya juga mereka (Sinovac) belum memberikan komitmen," katanya.

Sebelumnya, Indonesia dijadwalkan akan kembali menerima pasokan vaksin Sinovac sebanyak 10 juta dosis pada April 2021.

Dari stok 28 juta sebanyak 5 juta di antaranya sudah didistribusikan ke beberapa provinsi dan kabupaten/kota, serta 11 juta dosis vaksin akan didistribusikan pada awal bulan ini.

Kementerian Kesehatan mengakui kebijakan India mengembargo vaksin mempengaruhi pengiriman vaksin AstraZeneca ke Indonesia sehingga pengiriman tertunda menjadi Mei 2021.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x