Ada Cholil Nafis di Pengajian PT Pelni yang Dibatalkan Karena Isu Radikal, Musni Umar: Permusuhan yang Nyata

- 10 April 2021, 15:07 WIB
Sosiolog Musni Umar yang turut angkat suara soal pengajian di PT Pelni yang dibatalkan akibat isu radikal.
Sosiolog Musni Umar yang turut angkat suara soal pengajian di PT Pelni yang dibatalkan akibat isu radikal. /Twitter @musniumar

Musni Umar mengatakan bahwa diksi radikal ini justru bertendensi untuk memecah-belah masyarakat.

Musni Umar pun kemudian menjelaskan asal muasal mengapa kata radikal itu bisa muncul di dunia.

Baca Juga: Teror Biawak Raksasa di Mini Market Thailand, Diduga Kepanasaan dan Ingin Mendapat Udara Sejuk

"Kata-kata radikalisme dan terorisme ini pada mulanya dikembangkan di barat, khususnya di Amerika. Ketika selesai perang dingin, maka harus ada musuh, musuh yang dijadikan adalah umat Islam dengan isu terorisme dan radikalisme," tuturnya.

"Memang ada penyebabnya ketika terjadi pemboman WTC dan di situlah dijadikan isu yang terus-menerus hingga saat ini, termasuk di Indonesia," sambungnya.

Menurut Musni Umar, isu radikalisme dan terorisme yang tidak pernah tuntas di Indonesia ini justru menunjukkan seolah-olah isu ini dipelihara.

Baca Juga: Kode Redeem FF Terbaru Hari Ini Sabtu 10 April 2021, Siapa Cepat Dia yang Dapat Hadiah

"Itu tidak pernah selesai dan seolah-olah dipelihara dan belakangan ini semakin santer lagi isu terorisme. Bukan hanya terorisme, tapi radikalisme yang dikaitkan dengan ulama yang tidak boleh berceramah di BUMN (PT Pelni) menurut saya tidak tepat," ucapnya.

Padahal takmir masjid saja, sambung Musni Umar, bisa mengarahkan para penceramah agar tidak berbicara isu-isu yang berlebihan, seperti masalah politik.

Hal tersebutlah yang seharusnya menurut Musni Umar dilakukan, bukan malah melarang dan mengecap orang-orang itu sebagai radikal dan sebagainya.

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x