Farid Gaban Kritik Proyek Bukit Algoritma, Budiman Sudjatmiko: Lulusan ITB, Harusnya Lebih Mudah Memahami

- 13 April 2021, 17:03 WIB
Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko membalas kritikan Farid Gaban soal proyek silicon valley Bukit Algoritma di Sukabumi dengan menyebutnya lulusan ITB.
Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko membalas kritikan Farid Gaban soal proyek silicon valley Bukit Algoritma di Sukabumi dengan menyebutnya lulusan ITB. /Pikiran Rakyat

PR BEKASI - Politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, mengomentari pernyataan yang diberikan oleh wartawan senior Farid Gaban yang memberikan argumennya terkait proyek Bukit Algoritma.

Budiman Sudjatmiko menyampaikan bahwa sang wartawan sebagai lulusan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) seharusnya dapat jauh lebih memahami masalah sosial.

"Sebagai lulusan ITB, mas @faridgaban harusnya jauh lebih mudah memahami bahwa problem sosial-sosial dan solusinya tak terpisah," kata Budiman, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @budimanjatmiko pada Selasa, 13 April 2021.

Baca Juga: 5 Hikmah Puasa Ramadhan Menurut Ustaz Abdul Somad, Salah Satunya Mendidik Kita Melawan Hawa Nafsu  

Dia melanjutkan, setiap jawaban yang telah diberikannya tak pernah mendapat timbal balik dari Farid Gaban dan menyebutnya sebagai bukan tradisi dan debat yang baik.

Melihat namanya ditautkan, Farid Gaban mengklarifikasi bahwa dia tidak lulus dari ITB dan mengaku telah drop out.

"Teknologi dan sosial tak terpisahkan. Teknologi yang mana dulu?" tanyanya.

Dia menambahkan kalau dirinya lebih cenderung pada teknologi yang tepat guna seperti Schumacher "Small is Beautiful".

Baca Juga: Jubir Sebut Ma'ruf Amin 'Ban Serep' Jokowi, Yan Harahap: Padahal kan Yai 'Vote Getter Juga di Pilpres Kemarin? 

"Itu yang kita butuhkan di desa-desa sekarang ini," jelasnya.

Budiman Sudjatmiko pun kembali menanggapi dengan memberikan jawaban untuk memajukan teknologi dan bersikap adil terhadap kepemilikannya.

Bukan dengan menghentikan teknologi dan mengadilkan kepemilikannya.

"Bukan small is beautiful tapi yang beautiful dan smart adalah the network of small things," jelasnya.

Baca Juga: Durasi Puasa Ramadhan 2021 di Berbagai Belahan Dunia, dari yang Terlama hingga Tercepat 

Disampaikan olehnya, karena adanya kebiasaan 'small is beautiful' akhirnya Farid Gaban menyukai kebaikan itu kecil dan jarang-jarang saja.

Budiman Sudjatmiko menambahkan, sementara jika hal yang kecil itu menjadi banyak dan berjejaring akan menjadi risih dan curiga.

Farid Gaban menyanggah kalau baginya 'small is beautiful' merupakan gagasan besar, suatu ide yang besar.

"Keluasan pikiran tidak ditentukan oleh seberapa besar gedung yang bisa Anda bangun," papar Farid Gaban.

Baca Juga: BNI Ikut Salurkan BPUM 2021 Rp1.2 Juta kepada Pelaku Usaha Khusus Nasabah 

Sebelumnya, Farid Gaban mengatakan bahwa dalam perdebatan terkait 'Silicon Valley', juga akan menyentuh pertanyaan dasar.

Seperti apakah puas hanya menjadi peniru atau membangun jati diri dan kemandirian, serta memmbangun dari apa yang sudah dimiliki.

Selain itu, juga memanfaatkan keunggulan sebagai negeri bahari, hutan tropis, dan megadiversity hayati.

"Kita cenderung terpukau pada riset internet yang over-hype. Pada 4.0 yang mengawang," tambahnya.

Baca Juga: 5 Hikmah Puasa Ramadhan Menurut Ustaz Abdul Somad, Salah Satunya Mendidik Kita Melawan Hawa Nafsu  

Dia melanjutkan, juga pada unicorn dan decacorn yang menciptakan ketergantungan.

Hingga akhirnya menjadi lupa untuk mengurusi hal-hal dasar pertanian, perikanan, kehutanan, kerusakan lingkungan, dan masalah-masalah di depan mata.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x