Sebelumnya, Musni Umar mengatakan bahwa dirinya tidak percaya atas hasil survei JRC yang menunjukkan bahwa tingkat ketidakpuasan publik terhadap Anies Baswedan mencapai 53 persen.
Musni Umar menilai bahwa lembaga survei adalah industri yang mencari untung. Sehingga hasil survei ditentukan oleh pihak yang memodali lembaga survei tersebut.
"Lembaga survei tidak lain adalah industri yang mencari untung. Hasil survei ditentukan yang memodali. Apa Anda percaya survei ini (survei JRC)? Kalau saya sama sekali tidak percaya," cuit Musni Umar di Twitter, Minggu, 18 April 2021.
Lembaga survei tdk lain adalah industri - yang mencari untung. Hasil survei ditentukan yang memodali. Apa anda percaya survei ini? Kalau saya sama sekali tidak percaya. https://t.co/ee0zYhWZUt— Musni Umar (@musniumar) April 18, 2021
Seperti diketahui, hasil survei yang dilakukan JRC menunjukkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap Anies Baswedan hanya sebesar 38,9 persen. Sementara ketidakpuasannya mencapai 53 persen, dan sisanya tidak tahu sebesar 8,1 persen.
Survei JRC tersebut dilakukan pada 1-10 April 2021, secara tatap muka kepada 800 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta.
Metode survei yang digunakan dalah multistage random sampling, dengan margin of error ±3,4 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Komunikasi JRC Alfian P lantas mengatakan bahwa hasil survei tersebut harus menjadi peringatan bagi Anies Baswedan jika ingin maju kembali dalam Pilkada DKI Jakarta.
"Ini menjadi peringatan bagi Anies jika berencana maju kembali dalam Pilkada DKI Jakarta, atau pun menuju panggung politik nasional," kata Alfian P di Jakarta, Jumat, 16 April 2021.