PR BEKASI - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta semua pihak untuk tak terlalu mempersoalkan dan menganggap Vaksin Nusantara sebagai produk asing lantaran komponen utama pembuatan vaksin tersebut diimpor dari Amerika Serikat.
Dahlan Iskan yang bertekad mengabdikan dirinya untuk ilmu pengetahuan mengatakan bahwa Vaksin Nusantara adalah produk yang bapaknya Amerika Serikat dan ibunya Indonesia.
Hal itu disampaikan Dahlan Iskan saat menjadi narasumber di acara "Mata Najwa" bertajuk "Vaksin Cap Dalam Negeri" pada Rabu, 21 Kamis 2021.
Baca Juga: Soal Polemik Vaksin Nusantara, IDI: Jangan Dipolitisasi, Itu Kurang Sehat
"Saya sudah bertekad mengabdikan diri saya untuk ilmu pengetahuan. Jadi karena itu saya menulis, saya anggap Vaksin Nusantara atau apa pun namanya itu, bapaknya Amerika, ibunya Indonesia," kata Dahlan Iskan, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis, 22 April 2021.
Dahlan Iskan juga mengklarifikasi bahwa dia tidak pernah mengatakan bahwa Vaksin Nusantara adalah karya anak bangsa. Meski demikian, bukan berarti Vaksin Nusantara sepenuhnya dianggap sebagai produk asing.
"Jadi saya tidak pernah mengatakan bahwa ini adalah karya anak bangsa, tapi jangan dianggap ini sepenuhnya asing. Karena nyatanya mereka memercayai orang-orang Indonesia, karena orang Indonesia sudah mempelajari bidang itu juga dan ada alatnya," kata Dahlan Iskan.
Baca Juga: Dukung Penelitian Vaksin Nusantara, Dahlan Iskan: Saya Mengabdikan Tubuh Saya untuk Ilmu Pengetahuan
Dahlan Iskan menuturkan bahwa dia akan selalu mendukung penelitian yang dilakukan oleh anak bangsa.
"Saya mendukung penelitian, apa pun yang dilahirkan anak bangsa," ujar Dahlan Iskan.
Dahlan Iskan pun menjelaskan bahwa sejak awal dia sudah mengusulkan agar penelitian yang dikembangkan oleh dr. Terawan tidak memakai nama Vaksin Nusantara, agar tidak menimbulkan polemik di tengah publik.
"Saya anggap Vaksin Nusantara yang sekarang namanya bukan Vaksin Nusantara. Sejak awal saya mengusulkan jangan pakai nama vaksin, supaya tidak konflik. Ini menimbulkan persoalan, karena vaksin punya disiplinnya sendiri," kata Dahlan Iskan.
Sebelumnya, Dahlan Iskan juga menuturkan bahwa dirinya sudah diambil darah untuk dapat bergabung menjadi relawan uji Vaksin Nusantara, tapi dirinya tidak memenuhi syarat sebagai objek penelitian.
"Saya memang menyediakan diri saya, setelah dites darah saya, saya tidak memenuhi syarat sebagai objek penelitian. Sehingga saya juga respect bahwa penelitian ini disiplin penelitian," kata Dahlan Iskan.
"Karena orang seperti saya aja dikeluarkan dari objek penelitian itu, karena saya setiap hari minum obat imunosupresan untuk menurunkan imunitas, dan itu tidak boleh dijadikan objek penelitian," sambungnya.
Meski demikian, Dahlan Iskan berharap akan ada banyak relawan yang mau menyediakan diri sebagai objek penelitian Vaksin Nusantara.
"Saya sudah diambil darah, tetapi saya tidak memenuhi syarat sebagai relawan. Tetapi saya berdoa, mudah-mudahan cukup relawan yang mau menyediakan diri sebagai objek penelitian, dan jumlahnya cukup sesuai disiplin penelitian," kata Dahlan Iskan.***