Sindir Ali Ngabalin Tak Punya Nyali Penjarakan Yahya Waloni, Teddy Gusnaidi: Kebanyakan Wacana

- 24 April 2021, 08:24 WIB
Teddy Gusnaidi (kiri) sindir Ali Ngabalin (kanan) yang tak berani pidanakan Yahya Waloni.
Teddy Gusnaidi (kiri) sindir Ali Ngabalin (kanan) yang tak berani pidanakan Yahya Waloni. /Kolase foto YouTube/ILC & portalsurabaya/Miftahul Ummah

PR BEKASI - Anggota Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi memberikan komentar terkait pengakuan Ali Ngabalin soal alasan pemerintah tak kunjung menangkap Yahya Waloni

Perlu diketahui, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin sebelumnya sempat membeberkan alasan pemerintah tak kunjung menangkap pendakwah Yahya Waloni.

Menurut Ali Ngabalin, alasan Yahya Waloni tidak kunjung ditangkap lantaran khawatir akan menimbulkan narasi kriminalisasi ulama.

Baca Juga: Indonesia Disebut Bisa Berakhir Seperti Yaman, Ferdinand Hutahaean Singgung soal Intoleransi dan Radikalisme

"Kalau saya lapor dia sebagai korban ini, apa yang keluar? Melakukan kriminalisasi pada ulama," tutur Ali Ngabalin dalam acara 'Catatan Demokrasi'.

Menanggapi hal tersebut, Teddy Gusnaidi menegaskan jangan berharap pada pembantu presiden.

"Kan gue udah bilang, jangan harapkan pembantu presiden," kata Teddy Gusnaidi.

Baca Juga: Polemik Toa Masjid Jadi Perdebatan, Taufik Damas: Tuhan Tidak Butuh Pengeras Suara

Teddy menilai, pembantu presiden seperti Ali Ngabalin terlalu banyak wacana tanpa eksekusi.

"Kebanyakan wacana, tapi gak bernyali," ujar Teddy Gusnaidi dalam akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Sabtu, 24 April 2021.

Tangkapan layar cuitan Teddy Gusnaidi.
Tangkapan layar cuitan Teddy Gusnaidi. /Twitter/@TeddyGusnaidi


Untuk informasi, Yahya Waloni diduga telah melakukan penistaan agama dalam ceramahnya serta ujaran kebencian kepada sejumlah nama tokoh politik.

Baca Juga: Bongkar Dugaan Skandal yang Gerogoti KPK, Mantan Aktivis 98: Era Firli Bahuri Mulai Dihuni 'Tuyul'

"Yahya Waloni itu menyebutkan jelas-jelas nama Ali Mochtar Ngabalin, Tuan Guru Bajang, Kyai Ma'ruf Amin, dan Megawati Soekarnoputri dalam pidato-pidatonya," kata Ali Ngabalin.

Ali Ngabalin mengungkap, identitas dirinya sebagai Staf KSP atau orang Istana juga akan disertakan dalam narasi kriminalisasi ulama jika melaporkan Yahya Waloni.

"Tapi, kalau saya datang langsung ke Bariskrim kemudian saya lapor, pasti dibilang, 'oh ini dibilang orang pemerintah, ini penistaan terhadap ulama, kriminalisasi'," ujar Ali Ngabalin.***

Editor: Elfrida Chania S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x