Purn Aji Soelarso Sebut Cadangan Oksigen Tidak Berlaku pada Insiden KRI Nanggala 402, Ini Sebabnya

- 27 April 2021, 17:42 WIB
Kol (L) Purn Aji Soelarso menyebut cadangan oksigen tidak berlaku pada insiden Nanggala 402.
Kol (L) Purn Aji Soelarso menyebut cadangan oksigen tidak berlaku pada insiden Nanggala 402. /Tangkapan layar YouTube/Akbar Faizal Uncensored/

PR BEKASI - Kol (L) Purn Aji Soelarso selaku mantan Kepala Kamar Mesin menyampaikan, bahwa di dalam kapal selam ada sumber oksigen kedua yang menggunakan sirkulasi udara di dalam kapal.

Akan tetapi, dikatakan Purn Aji Soelarso, sumber oksigen tersebut dipasang alat yang dinamakan dalam bahasa Jerman sebagai atemkalk.

Purn Aji Soelarso mengatakan, atemkalk tersebut di dalamnya terdapat soda lime, yang berfungsi untuk mengikat.

Baca Juga: Gempa Sukabumi Berpusat di Laut, BMKG Revisi Kekuatan Gempa yang Terasa di Jakarta hingga Bandung

"Kalau kita bernafas kan CO2, dia C-nya diikat jadi keluar O2 murni. Persoalannya adalah stok catridge ini ada tidak selain yang terpasang," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Selasa, 27 April 2021.

Akan tetapi, menurutnya kejadian yang menimpa kapal selam Nanggala 402 tidak ada pengaruhnya dengan sumber oksigen tersebut.

Karena sumber oksigen itu baru digunakan apabila kru ingin bertahan sekian hari di bawah laut.

Baca Juga: Minta Maaf kepada Sopir Taksi Online yang Jadi Korban Pemukulan Dirinya, Habib Bahar Smith: Saya Khilaf

"Jadi kalau atemkalk-nya banyak, cadangan catridge untuk regenerasi O2 itu banyak tidak ada masalah mau berapa hari pun. Kalau oksigen itu kan emergency ya yang 72 jam itu, kalau yang ininya habis kan baru dipakai itu," ucap Aji Soelarso.

Namun, dalam kasus Nanggala 402 emergency oksigen tersebut tidak dipakai, dikatakannya tidak berguna walaupun ada cadangan.

Karena kejadian pada Nanggala 402 ini kapal menukik dengan tajam dan ketika sampai di bawah kapal terbelah.

Baca Juga: Media Korsel Ungkap Kejanggalan pada Insiden KRI Nanggala-402, Mulai dari Usia Kapal hingga Diduga Overload

Sebab itu, disebutnya bahwa penggunaan oksigen itu tidak ada gunanya.

"Kita tidak bicara berapa lama dia bertahan tapi persoalan sekarang harus difokuskan di mana kenapa kemudian kapal retak," ujarnya.

Aji Soelarso menjelaskan bahwa semua kapal selam jenis terbaru itu menempelkan tiga bagian panel kapan untuk kemudian dilas dengan teknologi tinggi.

Baca Juga: Badan Antariksa China Klaim Temukan Kehidupan Alien di Luar Bumi, Masyarakat Mulai Curiga

Namun, kapal selam mempunyai kapasitas las hanya sampai kedalaman 300 meter, setelah itu kapal akan hilang kontak.

"Karena 300 meter itu adalah tekanannya 30 atmosfer atau 30 bar melekat pada badan kapal itu. Badan kapal ketebalan 20 itu tidak masalah, tapi lasnya tidak kuat," jelasnya.

Dicatat olehnya, kejadian ini pernah terjadi pada kapal selam Amerika Serikat, USS Tracer sebuah kapal selam nuklir, mencoba untuk memecahkan rekor kedalaman 300 meter.

Baca Juga: Baznas Kabupaten Bekasi Umumkan Besaran Zakat Fitrah Tahun Ini, yaitu Rp35 Ribu atau 3,5 Liter Beras

Dengan komunikasi yang bagus, tetapi tetap kehilangan kontak pada kedalaman lebih dari 300 meter dan ditemukan pecah berantakan, terutama pada sambungan las di kapal selam.

Karena itu, dia menilai bahwa kapal selam Nanggala 402 sudah tidak bisa dikontak karena telah berada di kedalaman 300 meter.

Aji Soelarso mengungkapkan, kapal selam yang dalam posisi menukik maka akan lebih cepat meluncur dibandingkan dengan posisi normal.

Baca Juga: Doktor Lulusan Swedia Mundur dari BUMN Usai Dituding Dukung ISIS, Begini Pendapat Rocky Gerung

Dia menyebut Nanggala 402 sudah berada di dasar laut tidak sampai lima menit setelah meluncur dari permukaan.

Tak hanya itu, dikatakannya pada saat di bawah ketika melewati titik kedalaman 300 meter, posisi kapal selam sudah retak.

Di saat retak air masuk ke dalam badan kapal sehingga kru sudah tidak dapat berbuat apa-apa, jika kondisi kapal sudah penuh dengan air.

Baca Juga: Kepala BIN Papua Gugur Ditembak Mati Anggota KKB, Haris Pertama: Tangkap Hidup atau Mati!

"Bahkan saya berpikir begini untuk tim penyelamatan mengambil korban di bawah memiliki kesulitan yang cukup tinggi, karena kapal kan terbelah tiga karena las itu dan lalu tergeser arus bawah," ucapnya.

Dia menambahkan, jika pengambilan jenazah itu tidak dapat dilakukan oleh manusia karena batas kedalaman 300 meter, mungkin saja bisa dilakukan oleh robot dengan teknologi yang tinggi.

"Ini memang kesulitan tinggi luar biasa," ucap Aji Soelarso.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah