Polisi Temukan Bahan Bom, Pengacara Munarman: Itu Pembersih Toilet dan Deterjen

- 28 April 2021, 12:57 WIB
Personel kepolisian berbaju sipil menggelar barang bukti saat dilakukan penggeledahan di bekas markas Front Pembela Islam (FPI), Petamburan, Jakarta, Selasa, 27 April 2021.
Personel kepolisian berbaju sipil menggelar barang bukti saat dilakukan penggeledahan di bekas markas Front Pembela Islam (FPI), Petamburan, Jakarta, Selasa, 27 April 2021. /ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/

PR BEKASI - Pengacara Munarman, Aziz Yanuar angkat suara ihwal sejumlah tuduhan polisi terhadap eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman.

Salah satunya berkaitan dengan penemuan bubuk putih dan cairan dalam botol di bekas markas FPI yang menurut polisi adalah TATP (Triacetone Triperoxide).

Dari Petamburan, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa bahan-bahan peledak. Bahan yang ditemukan di antaranya botol-botol berisi serbuk dan cairan peledak TATP.

Menurut keterangan kepolisian, TATP adalah bahan kimia yang sangat mudah terbakar. Bahan peledak yang menggunakan cairan kimia tersebut tergolong sebagai high explosive atau berdaya ledak tinggi.

Baca Juga: Polri Sebut Ada Tiga Kota jadi Lokasi Munarman Baiat Calon Teroris

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Rabu, 28 April 2021, Aziz Yanuar membantah bahwa serbuk itu adalah TATP. Dia mengatakan bahwa serbuk putih tersebut adalah sisa deterjen dan obat pembersih toilet.

Perwakilan Tim Advokasi Ulama dan Aktivis, Hariadi Nasution, membantah serbuk itu merupakan TATP. Ia mengatakan serbuk putih tersebut sisa deterjen dan obat pembersih toilet.

"Kemudian soal serbuk yang dimaksud tadi, saya sempat bertanya kepada pihak penanggung jawab tadi di kantor dan informasi dari beberapa pihak. Itu memang pembersih toilet yang memang digunakan untuk program bersih-bersih toilet masjid beberapa waktu yang lalu," ungkapnya.

"Udah beberapa lama lah itu digunakan, memang ada program kita membersihkan toilet masjid. Program itu bagus, menggunakan deterjen yang bubuk tadi,"sambungnya.

Baca Juga: Gun Romli: Percaya Munarman Nggak Bersalah seperti Percaya Ada Babi Ngepet Bisa Curi Duit

Kemudian, Aziz Yanuar turut angkat suara soal buku-buku yang disita dari rumah Munarman di Perumahan Modern Hills, Pamulang, Tangerang Selatan.

Polisi diketahui menyita buku-buku, flashdisk, hingga telepon seluler dari rumah Munarman.

Menurutnya, buku-buku yang disita itu adalah koleksi intelektual yang mengisi perpustakaan pribadi Munarman.

Aziz Yanuar juga membantah keterlibatan Munarman dengan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria). Malah menurutnya, Munarman adalah sosok di FPI yang menilai tindakan ISIS tidak sesuai dengan keyakinan mereka.

Baca Juga: Sasar Sektor Perikanan Jawa Barat, Ridwan Kamil Goda Milenial Lewat Program PIM: Harus Terus Beranak Cabang

"Munarman justru pada beberapa kesempatan selalu memperingatkan kepada masyarakat luas akan bahaya situs-situs atau ajakan-ajakan yang mengarah kepada aksi-aksi terorisme dan tindakan inkonstitusional lainnya," ujar dia.

Dia pun mengaku bahwa bekas markas FPI di Petamburan yang diperiksa Densus 88 sudah tidak digunakan sejak ormas tersebut dinyatakan terlarang.

"Sepengetahuan saya lokasi tersebut sudah dari sekitar bulan Desember 2020 tidak digunakan, karena kan memang FPI sudah bubar," katanya.

Penting untuk diketahui, Munarman ternyata sempat membantah terkait kegiatan baiat ISIS yang dituduhkan kepadanya.

Baca Juga: Kapan Nuzulul Qur'an Terjadi pada Ramadhan 2021? Berikut Arti, Waktu, dan Peristiwanya

Soal kasus baiat di Sekretariat FPI Makassar pada 2015 misalnya, ia mengaku hanya datang sebagai tamu undangan untuk mengisi sebuah acara seminar hari itu.

Dalam wawancara di "Mata Najwa" yang tayang pada 8 April 2021, Munarman mengatakan, ia berbicara soal isu counter-terrorism tanpa tahu agenda lain dalam acara tersebut.

"Ketika saya hadir di situ, karena materi saya menarik, menceritakan tentang geostrategi, geopolitik global, bagaimana Amerika dengan dokumen RAND Corporation melakukan counter-terrorism berdasarkan dua dokumen," ujar Munarman.

Dalam kesempatan itu, Munarman mengaku mengingatkan para anggota FPI yang hadir untuk berhati-hati terhadap berbagai situs yang terindikasi memuat paham-paham radikal.

Baca Juga: Bongkar Oknum Guru yang Beri 'Nasehat' untuk Perkosa Seseorang di Atas 18 Tahun, Siswi Ini Malah Dapat Ancaman

Sebab, menurut Munarman, banyak situs palsu yang sengaja dibuat intelijen untuk memancing individu-individu yang terpapar bibit-bibit radikalisme.

"Saya ingatkan, di FPI Makassar, hati-hati jangan terjebak dengan website garis keras karena ini buatan intelijen. Saya baca dokumen, bukan mengarang-ngarang," kata dia.

Ia diundang kembali keesokan harinya dan menyanggupinya karena beranggapan materi yang dibawakannya menarik. Munarman pun mengaku sama sekali tidak tahu ada agenda pembaiatan kepada kelompok teroris ISIS

"Saya tidak tahu karena saya yang diundang di Makassar. Karena materi saya begitu, saya ditawarkan. Karena tiket saya besok baru pulang dan itu pun siang, mereka pun menawarkan besok masih ada lagi. Ikutlah saya di situ. Saya kira itu sama. Ternyata ada itu." ujar dia.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube Mimbar Tube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah