Buntut Tewasnya Kabinda, Benny Wenda: Jokowi Sekali Lagi Mencoba Labeli Papua Sebagai Penjahat dan Teroris

- 29 April 2021, 03:38 WIB
Benny Wenda (kiri) mengingatkan Presiden Jokowi (kanan) soal langkahnya untuk mengirimkan pasukan ke Papua dan dinilai mencoba labeli Papua sebagai penjahat dan teroris usai tewasnya Kabinda I Gusti Putu Danny Karya Nugraha.
Benny Wenda (kiri) mengingatkan Presiden Jokowi (kanan) soal langkahnya untuk mengirimkan pasukan ke Papua dan dinilai mencoba labeli Papua sebagai penjahat dan teroris usai tewasnya Kabinda I Gusti Putu Danny Karya Nugraha. /Kolase foto dari SBS dan Instagram @jokowi

"Invasi dan pendudukan ilegal adalah tindakan kriminal. Genosida adalah tindakan teroris. Perlawanan terhadap hal tersebut sah dan perlu," ungkapnya.

Benny Wenda pun memberikan pertanyaan terbuka kepada Jokowi, "Siapa yang menginvasi negara kita? Siapa yang telah membunuh lebih dari 500.000 pria, wanita dan anak-anak? Siapa yang telah membuat lebih dari 50.000 warga sipil mengungsi sejak Desember 2018 dan menyebabkan ratusan orang meninggal?"

Jelas, menurutnya, bahwa negara Indonesia adalah kelompok teroris yang sebenarnya dan telah beroperasi di Tanah Papua sejak dahulu.

Baca Juga: Siap Tanggung Jawab untuk Tumpas Habis KKB Papua, Bamsoet: Ini Soal Keselamatan Rakyat, Bukan Pengabaian HAM

Benny Wenda menyampaikan bahwa dirinya yakin di era pemerintahan Jokowi akan ada lebih banyak pembunuhan, penyiksaan, dan penderitaan rakyat Papua.

Bahkan dia mengatakan bahwa Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo juga mendukung rencana Jokowi tersebut.

"Bambang Soesatyo mendesak Pemerintah untuk 'menghancurkan mereka dulu dan membahas masalah hak asasi manusia nanti'," ucapnya.

"Ini adalah mentalitas yang menyebabkan penyiksaan dan pembunuhan Pastor Yeremia Zanambani tahun lalu. Sikap inilah yang mengakibatkan tiga pria dipukuli hingga meninggal dunia di sebuah rumah sakit pada Februari tahun ini," kata Benny Wenda menambahkan.

Baca Juga: Mantan Kepala Densus Yakin Munarman Terlibat Terorisme: Lihat Saja Perangainya, di Televisi Nyiram Muka Orang

Itu sebabnya, kata Benny Wenda, Amnesty Indonesia sudah mengutuk hal tersebut.

Halaman:

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: ULMWP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah