Bantah Isu KPK Taliban dan Radikal, Erasmus Napitupulu: Jangan Bawa Stigma Agama, Itu Pengecut

- 8 Mei 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi: Direktur Eksekutif Institute for Criminal Justice (ICJR), Erasmus Napitupulu membantah isu adanya pegawai yang berideologi Taliban di KPK.
Ilustrasi: Direktur Eksekutif Institute for Criminal Justice (ICJR), Erasmus Napitupulu membantah isu adanya pegawai yang berideologi Taliban di KPK. /ANTARA/Indrianto Eko/

PR BEKASI - Direktur Eksekutif Institute for Criminal Justice (ICJR), Erasmus Napitupulu tampaknya geram oleh pihak yang mengaitkan isu Taliban, radikal, dan sejenisnya di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Erasmus Napitupulu mengungkapkan, selama ini ia dan pihaknya juga kerap mengkritik KPK.

Kendati demikian, Erasmus Napitupulu menyebut, persoalan hukumlah yang menjadi dasar pihaknya dalam mengkritik, bukan hal lainnya.

"ICJR itu sering kritik KPK, gue debat sama banyak orang di KPK, semuanya soal isu hukum," ucap Erasmus Napitupulu, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @erasmus70, Jumat, 7 Mei 2021.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Hamil, Ashanty: Atta Tokcer, Kami Sebentar Lagi Jadi Oma dan Opa

Erasmus Napitupulu menegaskan bahwa sekian lama menyoroti KPK, dirinya tidak pernah sama sekali menemukan adanya ideologi Taliban dan sejenisnya sebagaimana yang dituduhkan oleh sebagian pihak.

"Dan gak sekalipun gue identifikasi ada ideologi Taliban atau apapun itu," ujarnya.

Erasmus Napitupulu menuturkan, bahwa memang sebuah keharusan lembaga seperti KPK untuk terus diawasi.

Namun, mengkritiknya dengan menggunakan isu-isu agama yang sebenarnya tidak ada merupakan perbuatan pengecut.

Baca Juga: Rizky Billar Minta Berhenti Nyanyi setelah Menikah, Lesty Kejora: Dih, Kenapa Gak Ngomong dari Kemarin?

"KPK selalu benar? Ya gak lah, makanya harus diplototin, kasih tau mana yang salah," ucap Erasmus Napitupulu.

"Jangan bawa-bawa stigma agama, itu pengecut," sambungnya.

Selain Erasmus, pengamat hukum tata negara, Feri Amsari sebelumnya mengungkapkan bahwa terdapat framing untuk tidak pecaya adanya pegawai KPK yang berideologi Taliban dan sejenisnya.

Feri Amsari menyebut, salah satu caranya yaitu dengan melalui tes wawasan kebangsaan (TWK).

Baca Juga: Jangan Dicontoh! Video TikTok Gadis Makan Ayam Mentah Viral karena Klaim Penyebab Ia Tidak Pernah Sakit

Sebagai informasi, TWK merupakan bagian dari proses peralihan pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Diketahui, KPK sendiri telah mengumumkan hasilnya, yakni sebanyak 1.274 orang dinyatakan memenuhi syarat dalam TWK tersebut.

Sedangkan 75 pegawai lainnya dinyatakan tidak memenuhi syarat serta terdapat 2 orang yang tak hadir dalam tes.

"Jadi Novel dan 74 pegawai KPK (memang) mau di-framing radikal, Taliban, dan tidak pancasilais via tes wawasaan kebangsaan." ucap Feri Amsari.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Twitter @erasmus70


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah