Network
PR BEKASI - Kapolres AKBP Aditya Surya Dharma menjelaskan terkait kasus kematian yang menimpa seorang pelajar sekolah menengah atas di Kabupaten Kudus, Jawa tengah.
Kematian pelajar kelas XI Madrasah Aliah di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah itu dinilai tidak wajar.
Sebab, setelah dilakukan autopsi pelajar yang meninggal di rumahnya itu diduga kuat telah mengalami kekerasan karena ditemukan beberapa luka akibat benda tumpul.
Aditya mengatakan, hingga kini proses penyelidikan masih dilakukan untuk mengungkap kasus kematian pelajar di Kudus ini.
Baca Juga: Diduga Komentari Bipang Ambawang, Fahri Hamzah: Dapur Presiden Nggak Beres
"Masih dalam penyelidikan untuk mengungkap kasus ini," ucapnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara, Sabtu, 8 Mei 2021.
"Dari hasil autopsi sebelumnya, pada bagian kepala memang ada luka akibat benda tumpul yang mengakibatkan korban meninggal," sambungnya di Kudus.
Lebih lanjut, terkiat adanya dugaan upaya pemerkosaan, kata dia, masih dalam pengembangan karena alat vital korban memang ditemukan luka diduga akibat penganiayaan.
Polisi sudah menerima keterangan dari keluarga dan tetangga korban yang dijadikan saksi dalam kasus ini.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Kudu AKP Agustinus David mengatakan, pada tubuh korban ada luka akibat benda tumpul dan sayatan benda tajam setelah proses penyelidikan di lapangan.
Namun untuk memastikan, lanjut dia, pihaknya masih menunggu surat resmi dari tim forensik dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jateng yang melakukan autopsi jenazah korban, meskipun data awal sudah menunjukkan adanya dugaan pembunuhan.
Peristiwa dugaan pembunuhan itu menggegerkan warga Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, terjadi pada Rabu, 5 Mei 2021, pukul 10.00 WIB.
Korban ditemukan adiknya yang pulang dari sekolah dalam kondisi meninggal dunia di dapur rumahnya di Desa Kedungdowo.
Baca Juga: BTM Akui Teror KKB Bikin Investor Ragu Tanam Modal di Papua
Kedua orang tua korban saat kejadian tengah bekerja, sehingga di rumah korban hanya seorang diri, karena adik korban yang masih duduk di bangku kelas 5 madrasah ibtidaiah juga sedang sekolah.***
