PR BEKASI - Nama dari Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, mendadak trending di Twitter.
Namanya menjadi trending di Twitter lantaran Ali Ngabalin menyebut Ketua PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas berotak sungsang.
Komentar dari Ali Ngabalin menyebut Busyro Muqoddas berotak sungsang membuat warga Muhammadiyah meradang.
Salah satu yang mengomentari penyebutan Ngabalin adalah Mustofa Nahrawardaya atau yang kerap disapa Nahra.
Nahra selaku warga Muhammadiyah mengatakan walaupun pemimpin organisasi Islam besar di Indonesia itu dilabel berotak sungsang.
Akan tetapi tetap tidak akan mudah untu menuruti kejahatan terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).
"Lah Meski tokoh Muhammadiyah dilabeli otak sungsang sekalipun oleh Tenaga Ahli Utama KSP," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @TofaTofa_id pada Jumat, 14 Mei 2021.
"Percayalah, persyerikatan yang didirikan KHA Dahlan ini, nggak bakal mudah nurut dengan kejahatan TSM. Sulit," sambung Nahra.
Baca Juga: Muhammadiyah Sebut KPK Tamat di Tangan Jokowi, Ali Ngabalin: Otak-otak Sungsang Gini Merugikan
Hal itu pun ditegaskannya dengan mempersilakan untuk mengeluarkan semua pasukan penista secara berjamaah.
Nahra juga menanggapi kabar dari LBH Muhammadiyah yang hendak membawa komentar Ngabalin ke ranah hukum.
"Tunggu!" katanya, yang menurutnya kasus itu hanya akan berakhir sampai pengadilan. Sama seperti kasus dari Denny Siregar.
Tak hanya itu, dia pun mengunggah fotonya bersama dengan Ngabalin yang sama-sama memberikan jempol ke arah kamera.
Baca Juga: Faisal Basri Ajak Boikot Bank BUMN, Ali Ngabalin: Ajakan Berbahaya, Proses Menuju Makar pada Negara
Di atas foto tersebut dia memberikan narasi dengan bertanya.
"Mana yang otaknya sungsang?" ujar Nahra.
Sebelumnya, Ngabalin mengomentari pernyataan dari Busyro Muqoddas yang mengatakan kalau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tamat di tangan Presiden Jokowi.
Dia menyebut otak-otak sungsang yang seperti itu merugikan persyerikatan.
Menurutnya, Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan pendidikan ummat tercemar dengan pernyataan dari Busyro Muqoddas.
"Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan pendidikan ummat yang kuat dan berwibawa tercemar oleh manusia prejudice seperti ini," ujarnya.
Dia menilai Busyro lebih cocok berada di LSM anti korupsi atau masuk ke dalam Partai Politik.
"Rasanya Anda tidak cocok menjadi pimpinan Muhammadiyah." kata Ngabalin.***