PR BEKASI - Aktivis Pergerakan dan Pemberdayaan Rakyat, Jumhur Hidayat, mendapatkan penangguhan hukuman dari hakim.
Dalam masa penangguhan Jumhur Hidayat, yang akan diberikan putusan pada akhir Juni. Dia mengunjungi podcast Politisi Nasdem, Akbar Faizal.
Akbar Faizal menanyakan pada Jumhur Hidayat mengenai negara Indonesia yang seharusnya lebih maju dalam pengelolaan. Juga dalam kesadaran psikologis bangsa.
"Di mana masalah sebenarnya? Apakah kita gagal mengkonsolidasikan bangsa ini?" kata Akbar Faizal.
"Saya rasa kita jujur saja gagal." ucap Jumhur Hidayat.
Dia menjelaskan bahwa fakta yang terjadi adalah Indonesia tidak pernah keluar dari masalah yang seakan menjadi rutinitas selama puluhan tahun.
Sebagai contoh perihal impor, seperti impor beras, atau mengimpor barang makanan sendiri.
Menurutnya itu hal yang sebenarnya agak aneh, tetapi mungkin saja ada interest dalam hal impor mengimpor tersebut.
Sering juga dikatakan dengan berapi-api tidak akan ada impor dan sebagainya, tetapi ternyata tetap saja aktivitas tersebut diberlakukan.
Kemudian dikatakan juga bahwa Indonesia ingin memajukan industri. Namun yang terjadi barang asing industri dibuka seluas-luasnya.
"Industri apapun dari luar negeri hampir bebas masuk ke kita," ujar Jumhur Hidayat, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Selasa, 25 Mei 2021.
"Kaya begitu itu kan sebetulnya kalau kita berhasil mengkonsolidasikan, kita demo seperti apa, lima tahun sepuluh tahun ke depan, konsekuen dengan garis itu," sambungnya.
Dia menyebut hal itu karena kurangnya negarawan yang ada di Indonesia.
"Jujurnya kekurangan negarawan, kebanyakan politisi," ucapnya.
Akbar Faizal pun menyebut bahwa generasi mereka yang sekarang ini tengah mengelola negara.
Dia mengingat saat mereka dulu menggunakan dialektika yang luar biasa, dan saat ini kekuasaan ada di tangan mereka.
"Tapi kok begini? Masalahnya di mana?" kata Akbar Faizal.
"Karena Anda dan saya nggak berkuasa," tutur Jumhur.
Baca Juga: Jumhur dan Gus Nur Terinfeksi, Rocky Gerung: Ironi, Saat Lainnya Dikeluarkan karena Alasan Covid-19
Dia pun mengatakan saat menjadi Kepala BNP2TKI, dirinya bisa menaikkan jutaan upah para TKI yang bertahun-tahun tak alami kenaikan.
Sebab itu, saat berkuasa sebenarnya bisa saja untuk melakukan perbaikan.
Jumhur menyampaikan perlu juga apresiasi diberikan pada pemerintah saat ini, seperti dalam infrastruktur.
"Kegandrungan pemerintah untuk infrastruktur bagus tapi kalau offside ya juga nggak bagus dong. MIsalnya duit negara terbuang tidak gampang baliknya," ujarnya.
"Ada kan sekarang infrastruktur yang seperti salah bangun. Ada Kertajati, lintas Sumatera, ada di Palembang MRT. Itu kan uang semua, ya itu kita kritik di situ, tapi ada bukti nyata apresiasi. Fine-fine saja." sambung Jumhur Hidayat.***