Merasa Dilecehkan oleh Putusan KPK dan BKN, Giri Suprapdiono: Lebih Baik Kita Dipecat daripada Dibina Lagi!

- 27 Mei 2021, 10:03 WIB
Giri Suprapdiono tegaskan bahwa lebih baik dirinya dipecat daripada harus dibina lagi oleh KPK, usai dinonaktifkan karena tak lulus TWK.
Giri Suprapdiono tegaskan bahwa lebih baik dirinya dipecat daripada harus dibina lagi oleh KPK, usai dinonaktifkan karena tak lulus TWK. /Tangkapan layar YouTube.com/Najwa Shihab

PR BEKASI - Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Giri Suprapdiono menegaskan bahwa dirinya lebih baik dipecat daripada dibina lagi oleh KPK.

Giri Suprapdiono mengatakan bahwa mengategorikan 75 pegawai KPK yang tak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) menjadi 51 pegawai KPK dipecat dan 24 pegawai KPK dibina, adalah sebuah penghinaan.

Hal itu disampaikan Giri Suprapdiono dalam  acara "Mata Najwa" bertajuk "KPK Riwayatmu Kini" pada Rabu, 26 Mei 2021.

Baca Juga: Curiga BKN Dikendalikan Pihak Lain, Sujarnako: Ini Sangat Kejam, Kami Seperti Berhadapan dengan Hantu

"Ini pelecehan dan penghinaan bagi kita. Lebih baik kita dipecat daripada kita dibina lagi," kata Giri Suprapdiono, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis, 27 Mei 2021.

Giri Suprapdiono menilai bahwa 75 pegawai KPK yang dinyatakan tidak lulus TWK sebenarnya sudah lulus bahkan melebihi batas passing grade yang ditentukan.

"Karena kami ini sudah lulus, melebihi lulus. Jadi mungkin passing grade-nya bukan terlalu bawah, tapi terlalu baik bagi mereka sehingga kita tidak diluluskan," ujar Giri Suprapdiono.

Baca Juga: Novel Baswedan Merasa Ditempatkan di Posisi yang Lebih Jelek dari Koruptor: Ini Menghina dan Keterlaluan

Giri Suprapdiono menuturkan bahwa dirinya khawatir akan pendidikan generasi ke depan, karena saat ini kejujuran sangat tidak dihargai.

"Yang kami takutkan adalah kita salah mendidik generasi depan, bahwa beginilah kejujuran tidak dihargai di Republik ini, dan itu menyedihkan sekali," kata Giri Suprapdiono.

Giri Suprapdiono juga tak habis pikir karena dia adalah salah satu orang yang membangun sistem politik di KPK, tapi disingkirkan dengan cara yang tidak hormat.

Baca Juga: Singgung Etika Keluarga Jokowi, Felicia Tissue: Kaesang Pangarep Blokir Saya Usai Minta Restu Menikah

"Dibilang ini hanya penindakan, tetapi mereka menghilangkan orang-orang yang membangun sistem. Saya ketua yang membangun sistem-sistem politik bersama Pak Sujanarko, menambah pendanaan parpol, tapi kita disingkirkan juga," tutur Giri Suprapdiono.

Giri Suprapdiono juga menyebut bahwa kini slogan KPK sudah berubah dari "Berani Jujur, Hebat!"  menjadi "Berani Jujur, Disingkirkan!".

"Ini bukan sekadar tentang penindakan, orang bangun sistem disingkirkan, orang mendidik disingkirkan, dan 16 tahun membangun 'Berani Jujur, Hebat!' sekarang menjadi 'Berani Jujur, Dipecat!', dan ini adalah kemunduran bagi bangsa ini," kata Giri Suprapdiono.

Baca Juga: Dewi Tanjung Emosi Sebut 3 Politisi sebagai Sampah Negara: Harus Dibinasakan Daripada Jadi Kuman Masyarakat!

Senada dengan apa yang disampaikan Giri Suprapdiono, Kasatgas Penyidik KPK Harun Al Rasyid juga menegaskan bahwa dirinya akan menolak hasil keputusan terkait 75 pegawai KPK yang tak lulus TWK.

"Saya juga bertekad dengan kawan-kawan yang sudah 75 itu, siapa pun di antara yang 75 itu terpilih menjadi 24, kami akan tolak itu semua. Kami akan terus berjuang melawan kezaliman dan ketidakadilan ini," ujar Harun Al Rasyid.

Sama seperti Giri Suprapdiono, Harun Al Rasyid juga merasa martabat dirinya dan keluarganya sudah dinistakan akibat dicap radikal dan tak berwawasan kebangsaan usai dinyatakan tak lulus TWK.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube Najwa Shihab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x