Tak Setuju Disebut Partai Paling Ideologis, Pakar: PDIP Lakukan Korupsi Paling Jahat dalam Sejarah Indonesia

- 3 Juni 2021, 14:42 WIB
Pakar perilaku sosial, Arief Munandar sebut PDIP lakukan korupsi paling jahat dalam sejarah Indonesia, tak setuju partai paling ideologis.
Pakar perilaku sosial, Arief Munandar sebut PDIP lakukan korupsi paling jahat dalam sejarah Indonesia, tak setuju partai paling ideologis. /Instagram/presidenmegawati

Baca Juga: PDIP Ancam Singkirkan Ganjar Pranowo Jika Berani Melawan Megawati, Arief Munandar: Seru Juga Ini

Arief pun kemudian menjelaskan salah satu kasus korupsi terparah yang dilakukan oleh salah satu kader PDIP yang juga mantan Menteri Sosial, Juliari P Batubara.

"Ya lu bayangin aja gimana nggak, kader PDIP paling tidak seorang yang sudah tertangkap dan jadi tersangka, yaitu Juliari P Batubara melakukan korupsi bansos di Kementerian Sosial ketika dia jadi Mensos," katanya, melanjutkan.

"Lantas yang namanya Kemensos lewat bansos itu hadir untuk apa? Jelas melaksanakan amanah dari konstitusi, salah satu amanah yang paling penting itu adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia," kata Arief Munandar.

"Kita tahu ya begitu banyak rakyat yang masih berada di bawah garis kemiskinan dan menghadapi persoalan-persoalan sosial ekonomi yang berat. Apalagi ketika dihantam pandemi Covid-19," kata Arief Munandar, menambahkan.

Baca Juga: Kemensos Disebut Boros Rp581 Miliar, Arief Munandar ke Risma: Gak Perlu Blusukan Lagi, Urus yang Jelas Aja

Maka dari itu, Arief mengaku heran sebengis apa seseorang sehingga bisa melakukan hal sekeji itu.

"Lu bayangin betapa teganya kader-kader PDIP melakukan korupsi terhadap dana bansos yang merupakan hak dari rakyat jelata," ucap pakar perilaku sosial tersebut.

"Sehingga ketika PDIP mengeklaim sebagai partai ideologis dan partai wong cilik, ya kita harus mempertanyakan itu. Kita harus menggugat dengan mengatakan are you sure? Anak-anak sekarang pasti akan mengatakan, sumpeh lu?," kata Arief Munandar.

Hal senada juga disampaikan oleh analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun.

Halaman:

Editor: Rinrin Rindawati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah